Setelah mengamati secara seksama kepelatihan Conte dalam setahun di Chelsea, izinkanlah saya mengajukan sebuah hipotesis. Pertahanan yang kuat adalah kunci memenangkan pertandingan, karena menyerang itu naluriah.Jika dijabarkan, Conte lebih mementingkan tembok pertahanan yang kokoh dan berharap lawan frustasi membongkar pertahanan Chelsea yang rapat atau bisa menunggu lawan melakukan kesalahan elementer. Kemudian, urusan menyerang sudah dipercayakan kepada Hazard dan Costa yang secara naluriah sudah paham betul bagaimana cara mengefektifkan serangan menjadi peluang, dan peluang menjadi gol.
Meskipun dalam menata serangan lebih mengandalkan naluriah, Conte tidak ingin terburu-buru melakukan umpan panjang ke depan saat melakukan serangan balik. Keindahan terletak pada saat Kante, Hazard, Costa menyentuh bola. Chelsea tak ubahnya klub Italia yang kaya akan teknik, dan Primer League saat Chelsea bermain seperti berubah menjadi Liga Serie A, yang ketika Conte belum bertugas di Chelsea sepak bola Inggris masih familiar dengan permainan tergesa-gesa. Conte tidak hanya mengubah Chelsea itu sendiri, namun sudah mengubah pemikiran pelatih-pelatih di Inggris dengan maraknya penggunaan formasi klasik 3-4-3.
Conte bukan saja bisa meneruskan tongkat kesuksesan pelatih asal Italia yang di musim sebelumnya sukses bersama Leicester City, Ia juga bisa membangun dinasti yang kokoh di London yang menjadikan Chelsea sebagai klub tak tertandingi, tentu berbekal pengaruhnya terhadap kesebelasan-kesebelasan lain dan pelatih-pelatih lain di Liga Primer yang mulai terlihat sekarang ini.
Conte telah meletakan batu pertama dalam proyeknya di London sebagai fondasi masa depan klub Chelsea, bisa saja hasilnya bukan sekadar bangunan kokoh, melainkan gedung tinggi tak ubahnya Bayern Munchen di Jerman atau pun Juventus yang sudah Ia bangun di Italia.