Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen |I'm Flamboyant (Bagian Kedua)

4 Maret 2017   16:36 Diperbarui: 4 Maret 2017   16:53 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 “Tapi doa gue lebih manjur kan Bang? Hahaha”.Tandas danial sambil mengeksekusi secang kopi. “Serah lo aje deh, gue gak ikut-ikutan kalo urusan beginian, musyrik juga gue percaya sama lo”. Bang Ummar dengan kesenioritasannya dan sikap dinginnya selalu mampu menciptakan kesegaran bagi awak tim, seluruhnya, disaat itu juga mereka tertawa bersama.

“Duludulu, si kapten kemana nih gak nongol-nongol dari tadi. Bangunin gih, masih idup kagak?” Bang Ummar kembali mengubah suasana dari kegembiraan menjadi semakin heboh. Tak berselang lama, Galang datang dengan menenteng secang teh panas dan harian olahraga Batavia Ekspress, Jacatra Sport, dan Giacarta Post. “Pagi abang-abang semua!”Galang menyapa dengan semangat. “Liat nih gue jadi headline lagi, biar kapok mereka ngejar-ngejar gue”.Handphone Galang kembali berdering dari nomor yang tak dikenal, Galang mencoba mengangkatnya siapa tahu saja penting. Dan ternyata tak penting-penting amat, sambungan telepon tersebut dari agen pemain lagi.

“Bapak sudah lihat berita di koran pagi ini? Itu jawaban saya untuk seluruh tim dan agen yang merayu saya”Galang menutup percakapan, sedangkan lawan bicara di ujung telepon sana masih menggerutu. Pagi itu halaman headline di penuhi dengan pemberitaan tim Batavia FC yang berhasil menggondol juara, tapi tidak semua media yang memilih tajuk tersebut. Ada yang masih saja asyik memberitakan pemain flamboyant itu.

Beberapa menulis di halaman utama dengan judul “Kesetiaan pria flamboyant”,  “Sampai mati, sampai menutup mata, untuk Batavia FC”.Tapi saat itu juga Galang seolah menjadi pemenang yang telah berhasil mengalahkan para agen, para pencibir, dan tentunya para penuduh bahwa Galang seorang flamboyant di dalam maupun luar lapangan.

Ia tak sudi bergonta-ganti tim hanya karena uang, apalagi popularitas. Tapi, label “il flamboyant” tetap menempel kuat sebagai nama panggung-nya di lapangan hijau. Flamboyan yang selalu dikerumuni bek lawan, bergonta-ganti, nomor punggung, dan permainan yang terlihat wah tak ubahnya kehidupan pria metroseksual yang melambangkan flamboyant seutuhnya. Hanya sebatas itu saja, dia bahagia dikenang sebagai flamboyant yang setia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun