Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dinamika Klub Transformer

1 Maret 2017   19:22 Diperbarui: 1 Maret 2017   19:41 3100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus merger tak berhenti sampai disitu saja, bahkan instansi kepolisian dan tentara pun ikut andil bagian di sepakbola nasional dengan mendirikan klub bernama Bhayangkara FC dan PS TNI. Berdirinya Bhayangkara FC didasari atas konflik yang berlarut-larut di kubu Persebaya Surabaya. Pada tanggal 12 April 2016, Surabaya United melakukan merger dengan tim yang mengikuti Piala Bhayangkara 2016, PS Polri dan mengubah namanya menjadi Bhayangkara FC.

nanda fajrin (@ajinaa)
nanda fajrin (@ajinaa)
Bhayangkara FC ini juga bukan sekadar klub yang ingin numpang eksis di panggung utama sepak bola Indonesia. Terbukti bersama pelatih Ibnu Grahan mereka berhasil merusak peta kekuatan Liga Indonesia dengan bertengger di posisi empat besar TSC 2016 lalu.

Seakan tak mau kalah dengan tetangga sebelah, TNI akhirnya memiliki klub sepak bola professional pada tahun 2015 lalu. Bertempat di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Makostrad), Jakarta Pusat, Presiden Direktur PS TNI, Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rachmayadi, secara resmi memproklamirkan diri bahwasannya PS TNI merupakan salah satu klub sepakbola profesional Indonesia setelah secara resmi mengakuisisi klub asal Papua, Persiram Raja Ampat, pada 19 April 2016.

Nasib PS TNI memang tak sebaik saudaranya (red: Bhayangkara FC) akan tetapi radar talent scouting terus bergerak setiap waktu. Proses perekrutan pemain dengan embel-embel jabatan minimal prajurit TNI membawa beberapa eks pemain Timnas U-19 merapat dan mengabdikan diri di PS TNI.

Pro dan kontra senantiasa menjadi bumbu sedap yang khas terhadap hal-hal baru yang lahir di tanah air, termasuk transformasi klub sepak bola ini. ada yang menanggapi mereka dengan positif ada pula sebaliknya. Suara sumbang disuarakan oleh supporter-supporter yang kontra terhadap klub merger ini, ada yang menamakan mereka sebagai klub penghapus sejarah, klub transformer, bahkan klub siluman.

Dibalik itu semua, data menarasikan bahwa klub merger itu perlahan mulai sanggup mengganti kekosongan yang ditinggal klub original jaman dulu. Semisal beberapa waktu lalu ada Derby anyar yang dinamakan ‘Derby Suramadu’ (Bhayangkara Surabaya United vs MaduraUnited), Derby Aparat Keamanan (Bhayangkara vs PS TNI), bahkan sampai ‘Derby Mercato’ antara Persib Bandung vs Sriwijaya di bursa transfer pemain. Belum lagi PFC dengan psywar-pyswar kelas eropa-nya yang membuat tensi pertandingan kian menarik.

Bukan tidak mungkin kedepan akusisi klub semakin marak terjadi sebagai jalan pintas menuju kompetisi elit. Belitan hutang di masa lalu membuat klub nasional bermetamorfosis berganti nama, daerah, hingga identitas. Ditambah lagi dengan kelonggaran regulasi dari PSSI, mungkin hanya di Indonesia saja mendapatkan lisensi klub professional terasa begitu gampang. Padahal, ada lima aspek kriteria jika mengacu pada aturan otoritas sepak bola dunia, FIFA, yakni terkait aspek legalitas, infrastruktur, finansial, pembinaan olahraga, dan manajemen klub. Dan sebetulnya statuta PSSI pun menerangkan demikian alias satu persepsi.

Persib Bandung, PSM Makassar, Persija Jakarta, dan klub original alias klasik lainnya perlu dilindungi karena bukan tidak mungkin jika statuta PSSI yang katanya mengacu pada FIFA itu masih kurang tegas ditegakan pengelolaan klub sepakbola nasional akan salah kaprah seumur hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun