Di Inggris ada Liverpool, pada pertengahan tahun 2000-2017 selepas kepergian Steven Gerrard The Reds masih belum bisa menemukan skuad terbaik yang sama seperti sedia kala mereka menjuarai Liga Champions bersama Milan Baros cs. Kehadiran pelatih Brendan Rodgers sempat membuat Steven Gerrard optimis bisa membawa trofi Primer League untuk kali pertama namun dengan kesalahannya sendiri Ia akhirnya gagal sekaligus menjadikan dirinya sendiri legenda hidup tanpa trofi Liga.
Di fase selanjutnya Liverpool kedatangan pelatih asal Jerman, Juergen Klopp. Kehilangan Luis Suarez, Raheem Sterling, dan Steven Gerrard sedikit banyak sudah terobati dengan taktikal ala Klopp ini, Ia menerapkan gegen pressing yang hingga kini menjadi tren paling anyar di Inggris dan sekitarnya. Hingga saat ini Liverpool masih saja berproses setelah era kejayaannya tempo hari itu.
Di Manchester merah, keluarga Glazer masih dipusingkan dengan minimnya prestasi selepas kepergian Sir  Alex Ferguson. David Moyes, Louis van Gaal, hingga Jose Mourinho didatangkan untuk mengobati kekecewaan fans. Tak tanggung-tanggung pemain dengan harga miring pun didatangkan ke Carrington, mulai dari Anthony Martial, Zlatan Ibrahimovic, hingga Paul Labile Pogba. Namun, hasilnya diketahui belum mencapai seperti sediakala saat United ini berjaya.
Di Belanda, klub kenamaan seperti Ajax Amsterdam kurang menunjukan taringnya di kompetisi Eropa hari ini. Jaap Stam cs seperti terbitan terakhir bintang yang lahir dari sana. Sudah lama sekali kita tak menemukan tim berwarna putih merah ini menyulitkan tim-tim raksasa dari Jerman, Italia, dan Spanyol. Tentunya kita merindukan laga-laga klasik macam AC Milan vs Ajax Amsterdam, Manchester United vs Chelsea, Liverpool vs AC Milan dan lainnya di Liga Champions. Entah karena jenuh atau apa, rasa-rasanya El Clasicco yang mempertemukan Barcelona vs Real Madrid menjadi begitu tak menarik lagi.
Belanda, Italia, dan Inggris sudah memulai siklus barunya sedangkan Spanyol masih begitu-begitu saja. masih mengenai keperkasaan dan kedigdayaan Real Madrid dan Barcelona. Atletico Madrid? Mereka tak ubahnya tim kuda hitam yang bisa memberikan kejutan sesekali saja. Dunia terasa tak berputar di Spanyol khususnya kota Madrid, siklus sepak bola negeri matador itu begini; Real Madrid akan senantiasa menjadi kandidat juara setiap musimnya. Apa supporter Madrid tidak jenuh dengan sepak bola yang begitu-begitu saja?
Di Negeri Elisabeth ada kisah Leicester City yang mengejutkan itu, apa di negeri matador akan ada kisah Las Palmas yang mengejutkan? Tidak mungkin, semua karena Real Madrid belum bangkrut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H