Bahkan pemain anyar Persib Imam Arief Padilah eks kiper Barito Putera berbisik kepada saya; “Di Barito mah euweuh nu kieu” (Di Barito mah gak ada yang kayak gini). Mengacu pada fans yang luar biasa berburu foto dengan pemain hingga larut malam. Akan tetapi, itulah tradisi dan antusiasme yang jauh-jauh hari sudah melekat kuat di tim ini. Suka tidak suka, menjadi pemain Persib berarti menjadi selebritis kota Bandung yang akan selalu diburu foto, berita, dan lainnya.
Antusiasme, bobotoh cilik, dan bertahan ditengah hujan hanyalah sedikit potret kecintaan masyarakat terhadap tim berjuluk Maung Bandung, ketika Persib masuk final dua kali berturut-turut beberapa musim lalu bertebaran nazar yang diluar nalar dari bobotoh jika Persib menjadi jawara, bahkan sebelum final hesteg #ModalFinal lebih mendominasi ketimbang taktik tim itu sendiri. Mereka tak peduli lagi rumus menang, seri, atau kalah, yang ada hanya ingin menyaksikan tim kebanggaan. Di sini Persib bukan lagi sekadar klub sepak bola, lebih dari itu. Identitas diri, belahan jiwa, bahkan di Tuhankan. Karena Persib lebih berharga dari apapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Bola Selengkapnya