Mohon tunggu...
Gilang Dwinarta
Gilang Dwinarta Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi yaitu olahraga dan hiburan sekaligus memberikan opini tentang sesuatu kejadian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cuaca Ekstrim

24 November 2022   22:30 Diperbarui: 24 November 2022   22:32 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Opini

WMO memberitakan bahwa keadaan suhu rata-rata global semua permukaan bumi di tahun 2020 hingga 2024 akan terus meningkat sekurang-kurangnya 1oC, dan ada 20% kemungkinan kenaikan ini melebihi 1.5oC dalam kurun satu tahun. Konsekuensi kenaikan drastis suhu bumi adalah peningkatan daya tangkap uap air di atmosfer yang mendatangkan banyak ancaman bencana hidrometoerologi, contohnya adalah curah hujan ekstrem dan banjir besar.

Indonesia merupakan negara yang Secara geografis, diapit oleh dua benua besar, yaitu Benua Asia di sebelah Barat Laut dan Benua Australia di sebelah Tenggara. Indonesia juga diapit oleh dua samudra, yaitu Samudera Hindia di sebelah Barat dan Selatan dan Samudra Pasifik di sebelah Timur Laut. Itulah letak dan posisi negara kita.

  dimana Indonesia mengalami iklim muson yang dipengaruhi daratan Benua Asia dan Benua Australia yang dipisahkan oleh khatulistiwa. Itulah mengapa hanya ada dua musim yang terjadi di Indonesia yaitu musim kemarau dan penghujan. Keduanya saling bergantian setiap 6 bulan sekali. Di antara kedua musim tersebut terdapat masa pancaroba, yaitu masa peralihan dari satu musim ke musim lainnya.

Dengan sekarang akan dekatnya pergantian tahun di mana bulan November 24/11/2022 adalah musim penghujan yang harus di waspadai oleh masyarakat dampak dari musim hujan,karena intesitas cuaca untuk bulan November ini dikatogarikan cukup tinggi.

Di saat musim hujan bahwasannya rentan dengan dengan kata bencana,seperti banjir,longsor,dan lain-lain.yang akan menimbulkan, Sulit mengendarai kendaraan di jalanan,sebagian masyarakat akan terisolir,mulai terjadi kerusakan pada rumah dan banggunan lainnya,gangguan skala sedang dan jangka menengah pada operasional sekolah dan rumah sakit,dan gangguan skala sedang dan jangka menengah pada layanan air bersih,dan masih banyak lainnya.

Pemerintahan harus sigap dan cepat dalam menghadapi perubahan cuaca dalam menimalisir akibat yang akan terjadi oleh perubahan cuaca yang dari musim kemarau ke musim hujan Sistem peringatan dini (early warning system) perlu diperkuat agar informasi tentang akan terjadinya bencana alam tersampaikan ke pihak-pihak yang mengurus kebencanaan dan ke masyarakat dalam waktu singkat.

BMKG sudah cukup aktif dan rutin menyampaikan prakiraan terjadinya bencana terkait cuaca. Namun peringatan itu umumnya masih belum didengar dan ditanggapi secara cepat oleh petugas dan warga masyarakat. Akibatnya, korban jiwa dan kerugian material menjadi tidak terhindarkan, seperti yang hampir setiap hari diberitakan..

Pemerintah harus bisa memastikan keselamatan masyarakat dari dampak akibat banjir dan "Keselamatan rakyat harus berada di atas segalanya"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun