Mohon tunggu...
Gilang Nindra
Gilang Nindra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Andalas

Saya adalah seorang manusia yang tidak sempurna dan mencoba mengungkapkan rasa melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TranskripsiTransliterasi Sastra Lisan Dendang Babuai Anak: sebagai Dendangan Ibu kepada Anaknya hingga Dewasa

23 April 2024   12:10 Diperbarui: 23 April 2024   12:33 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tangkapan layar video YouTube, https://youtu.be/TWY49qgmlto?si=LRIu5SotUy-PydTw 

Ada banyak sekali sastra lisan dari berbagai daerah di Indonesia yang perlu mendapatkan perhatian. Salah satu bentuk perhatian terhadap kekayaan sastra lisan di Indonesia itu adalah dengan cara dituliskan dalam bentuk tulisan untuk diabadikan dalam kepustakaan agar dapat dipelajari lebih lanjut lagi dan yang terpenting adalah memaknai sastra lisan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Melihat pada minat generasi muda terhadap sastra lisan yang semakin menurun dan kurangnya pengenalan sastra lisan terhadap generasi muda, maka jika tidak dituliskan suatu saat sastra lisan yang ada hanya menjadi cerita tanpa ada bukti sejarahnya. Untuk itu penting adanya transkripsi beserta transliterasi sastra lisan dan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan sastra lisan ini. Salah satu sastra lisan itu adalah Dendang Babuai yang berasal dari Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. 

Dendang Babuai Anak berisi tentang harapan-harapan dan doa-doa seorang ibu kepada anaknya. Sang ibu mendendangkan anaknya yang masih kecil sambil dibuaikan agar dapat tertidur. Anak belahan jiwa dari sang ibu menjadi obat tatkala sakit. Dalam dendangannya itu sang ibu berharap agar anaknya cepat tumbuh dewasa dengan kasih sayangnya. Setelah dewasa si anak diharapkan dapat mengubah nasib keluarga menjadi lebih baik dan tidak akan lupa atau durhaka kepada ibunya.

Dalam sastra lisan di Minangkabau atau daerah Sumatera Barat isinya adalah berupa larik pantun. Dimana dalam satu sastra lisan atau dendang, pantun-pantun itu memiliki hubungan satu sama lain. Dalam satu bait dendang atau bait itu dapat dikatakan pantun, terdiri dari sampiran dan isi. Namun sampiran dan isi dalam dendang bukanlah tidak berhubungan. Dikatakan Heru Joni Putra (2020) hubungan sampiran dan isi bukan saja soal kesamaan bunyi, melainkan juga hubungan analogis dalam pemaknaan keduanya. Dalam dendangan, baris kedua baik itu bagian sampiran atau bagian isi sering diulang sebanyak dua kali.

Sebelum memahami isi dan makna dari sastra lisan Dendang Babuai Anak, perhatikan dulu transkripsi Dendang Babuai Anak berikut:

Anak kanduang lalok babuai

Nan kok lalok piciangkan mato

Kok dapek kawan sasuai

Mandeh kanduang usahlah lupo

Mandeh kanduang usahlah lupo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun