Mohon tunggu...
GILANG 11
GILANG 11 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Peduli Bangsa

Tidak ada kata untuk terlambat dalam menuntut ilmu

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tradisi Bulan Suci Ramadhan di Desa Buluh Rampai

1 April 2022   17:44 Diperbarui: 1 April 2022   18:38 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Menyambut bulan suci ramadhan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh semua umat islam. Maka dari itu sebagai umat islam harus menyambut bulan suci dengan tradisi yang dijalankan menurut desa-desa masing-masing atau kota masing-masing, diantaranya yaitu desa buluh rampai.

Desa buluh rampai sebelum menyambut bulan suci ramdhan warga setempat biasanya melakukan ziarah ke makam dua hari sebelum menyambut bulan suci ramdhan dan juga masyarakat yang ada di desa buluh rampai tersebut melakukan bersih-bersih terhadap mushola dan masjid seperti menyapu, mengepel, dan yang lain-lain.

Desa buluh rampai ini memiliki mushola dan masjid. Mushola yang terdapat pada desa buluh rampai ini ada 10 lebih mushola dan satu masjid yang ada desa buluh rampai tersebut terbilang cukup bagus dan juga luas dan kini masjid tersebut menjalani proses pembangunan, di karenakan masyarakat yang ada di desa tersebut makin bertambah maka masjid tersebut melakukan pembangunan yang lebih luas agar warga setempat bisa menunaikan ibadah shalat dengan aman dan nyaman dan juga warga desa buluh rampai tersebut biasanya sebelum manyambut bulan suci ramadhan warga setempat melakukan pembagusan rumah mereka atau mengecat dinding rumah mereka (bagi yang mampu) agar rumah mereka terlihat bagus ketika bulan suci Ramadhan dan hari lebaran.

Setelah melakukan berbagai hal dari berziarah ke makam kemudian mengecat dinding rumah (bagi yang mampu) kemudian bersih-bersih maka, akan memasuki sehari sebelum bulan suci ramdhan masuk dan warga yang ada desa buluh rampai tersebut akan melakukan yang namanya megengan (menyajikan makanan secara besar pada hari pertama bulan suci ramdhan) kemudian akan di bawa ke mushola terdekat atau ke masjid.

Megengan ini dilakukan sekali yaitu pada awal bulan suci Ramadhan kemudian warga setempat membawa makanan ke mushola atau masjid pada waktu shalat terawih dan itu di namakan sedekah dan itu dilakukan secara bergantian. Jadi megengan dan sedekah ini berbeda megengan itu ialah menyajikan makanan atau syukuran secara besar pada awal bulan suci Ramadhan sedangkan sedekah ialah menyajikan makanan secara bergantian untuk di bawa ke mushola atau masjid pada shalat tarawih.

Di desa buluh rampai ini setiap sore pada hari-hari biasa Ramadhan di pinggir jalan terdapat banyak sekali cemilan-cemilan atau takjil yang di jual mulai dari makanan hingga minuman. Desa buluh rampai ini juga shalat tarawih yang di lakukan setipa hari itu sebanyak 11 rakkaat dan ada juga 21 rakaat. Shalat tarawih yang di lakukan 11 rakaat menggunakan 3 kali salam yaitu 4 rakaat pertama kemudian salam dan 4 rakaat setelahnya dengan salam disambungkan dengan dzikir dan doa pendek kemudian 3 rakaat untuk shalat witirnya dan salam, setelah salam mereka melakukan dzikir dan doa dan seteleh itu bersalam-salam.

Setelah melakukan shalat tarawih masyarakat setempat akan mendengarkan ceramah yang akan disampaikan oleh ust-ust yang ada di tempat tersebut dan setelah mendengar ceramah tersebut maka akan disambung dengan memakan makanan yang telah di sediakan. Begitulah tata cara shalat tarawih yang di lakukan 11 rakaat yang saya ketahui di mushola setempat dan mushola tersebut bernama mushola Nurul Huda.

Masjid yang ada di desa buluh rampai tersebut setelah melaksanakan shalat tarawih mereka akan melakukan tadarus (membaca dan menyimak al-qur'an) biasanya melakukan tadarus ini ada yang sampai pagi adapun tidak sampai pagi. Pada bulan suci Ramadhan di setiap masjid atau mushola ketika masuk waktu sahur para penjaga masjid atau mushola membangunkan masyarakat setempat dengan menggunakan toa masjid dan mushola dengan menyebutkan sahur....., sahur....., maka warga setempat akan bangun ketika mendengar seruan sahur.

Masyarakat atau warga yang memiliki rezeki lebih biasanya setiap bulan suci Ramadhan memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan seperti fakir, miskin, yatim, piatu dan yang lain-lain. Dan juga biasanya melakukan dengan buka bersama dengan anak yatim. Ketika memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan para warga tersebut pasti akan menantikan datangnya malam lailatul qadr yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan dan juga malam tersebut sangat penting pada bulan suci Ramadhan ketika pada malam tersebut karena pada malam tersebut menjadi malam yang dimana wahyu pertama Allah diturunkan kepada nabi Muhammad SAW.

Tanda-tanda munculnya malam lailatul qadar dengan ditandai dengan sinar matahari yang teduh. Jadi pada laitatul qadar tersebut matahari terasa sinar terang tetapi sangat meneduhkan. Kemudian ditandai dengan udara terasa sejuk. Jadi pada malam tersebut udaranya terasa sejuk dan juga malam tersebut terasa tentram dan tenang. Kemudian pada malam hari langit terasa bersih.

Maksudnya adalah tidak Nampak awan dan suasana tersebut terasa sunyi. Kemudian pada malam tersebut malaikat akan turun dengan membawa ketenangan bagi orang-orang yang beriman. Kemudian pada malam lailatul qadar malam tersebut terjadi pada sepuluh terakhir bulan suci Ramadhan yaitu sekitar tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29. Itulah tanda-tanda munculnya malam lailatul qadar.

Ketika akhir bulan suci Ramadhan dan hari terakhir bulan suci Ramadhan masyarakat yang ada di desa buluh rampai tersebut melakukan takibiran keliling yang biasannya di lakukan oleh anak-anak yang ada di desa tersebut an para orang-orang dewasa biasanya melakukan takbirannya di mushola terdekat atau masjid. Begitulah tradisi bulan suci Ramadhan yang di lakukan oleh masyarakat desa buluh rampai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun