Es selalu tertawa ala orang dewasa. Pada tiap lelucon kering yang dilontarkan seseorang--yang tidak dekat atau jauh-jauh amat dengannya--. Setiap hari selalu ada yang ia urusi, kerja inti, sampingan, kredit barang, atau bingung memilih destinasi cuti.Â
Kian hari tawanya kian basi seiring terlalu sering 'menghargai' gurauan garing. Biarlah, kata batinnya, bukankah orang dewasa memang dibayar untuk berpura-pura? Intermezo kan penting guna lancarnya acara meraih laba.
Lalu Es selalu tertawa ala orang dewasa. Pada tiap lelucon yang sengaja ku buat garing. Meski aku bukan mitra atau orang penting. Di dunianya, aku hanya penyeling. Tapi usaha tetep harus berguling, biar dengan laba yang miring.
Jakarta iseng, 2019
oleh : gijenal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H