Mohon tunggu...
gijenal
gijenal Mohon Tunggu... Administrasi - hearer

ingin menjadi pendengar yang baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebelum Tidur

12 September 2019   22:07 Diperbarui: 13 September 2019   09:23 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam-malam
mulai ia menyulam
satu-dua bercak
dari darahnya gagak

Mengaduk serbuk biji mimpi
ditimbun hati-hati
Dengannya kelak akan kau lihat
ladang luas, kebun stroberi
atau serigala bertani,
mungkin juga kuda terbang,
nenek penyihir meramu pandora dalam beribu guci

Hingga sampai ku di dunia tanpa fisika
Aku senang menerka-nerka,
bagaimana rasanya gulali yang dipetik dari pohon,
rupa puteri periang bermata jernih,
atau penjahat kejam yang membuatku jerih.

Hingga sampai pulasku,

sampai lelapku

siap bermimpi..

lupa titimangsa,

oleh : gijenal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun