Mohon tunggu...
gijenal
gijenal Mohon Tunggu... Administrasi - hearer

ingin menjadi pendengar yang baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Ingin

22 Oktober 2018   18:11 Diperbarui: 22 Oktober 2018   18:52 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ingin Tuhan
Yang kehujanan di terik siang
Memayungi gersangnya pemaknaanku dengan kekuyupan
Hingga dahaga berbasah-basah
Tandus mati tak lagi gelisah
Di benakku, di benakNya

Aku ingin Tuhan
Yang menggigil di tengah unggun
Padamkan murka yang telah lupa ampun
Hingga unggun luruh menjadi embun
Di hatiku, di hatiNya

Aku ingin Tuhan
Yang bisu di tengah seribu firmanNya
Dalam sunyi merdu bernyanyi
Tentang kasih yang sejati
Di kalbuku, di kalbuNya

Aku hanya ingin Tuhan
Yang kecil di tengah kebesaranNya 

.

Pojok Jakarta, 2018
Gijenal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun