Bertatap sekejap, menerka asa
Dirangkulnya rindu pada bulir cakap yang hangat
Sepertinya kamu itu dongeng
Tak asing sebelum tidur
Takut-takut aku mencair
Mungkin karena kau panas dan aku kerikil di syair
Teman lama di maya
Seantero kita bunga-bunga
Kau suka bunga, tapi bingung mengapa mengambil kerikil
Mungkin kita sama muak, telanjur paham berundak-undak kedramaan
Aku kerikil bebas
Kau tak harus berkampanye jika kelak aku kan' kau simpan di vas pengganjal bunga dekat jendela
Kita hanya argumen belaka
Potongan dari sejuta cerita yang pernah kubaca
Kupasang wajah asli, entah kau?
Kau seperti sosok di bait imaji
Setengah kamu kutak tahu pasti
Tapi biarlah, tertawalah..
Mungkin kau juga pemimpi
Pontianak, Februari 2016
gijenal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H