Demi pembangunan manusia yang saling memaafkan, mau tidak mau kita harus memakai teori kedokteran untuk membenarkan orang-orang “pura-pura lupa” mengalami demensia agar amarah mereda. Pura-pura lupa mengembalikan seterika yang sudah 10 tahun dipinjam, pura-pura lupa harus mengirim kasur gunung yang terbawa sampai peristiwa pura-pura lupa telah mewariskan hutang 3.100 triliun.
Pura-pura Lupa Seorang Nenek Lampir
Dulu sekali, Ibuku pernah mengikuti dua arisan bulanan secara pararel dengan seorang bandar yang berdandan seperti nenek lampir. Maksud hati menabung, ibuku berniat mengambilnya paling akhir agar dapat utuh. Dengan anggota 40-50 orang per grup diperkirakan 2-3 tahun baru selesai. Sedikit demi sedikit hasil jualan nasi uduk dikumpulkan dengan rajin dan tepat waktu disetor ke bandar. Saat gilirannya hendak menarik arisan yang terakhir, alangkah terkejutnya ibuku karena ia telah ditipu habis-habisan. Arisan sudah bubar sejak kapan-kapan.
Sangat bisa dimengerti ibuku yang sudah tua, dengan niat baik, mengumpulkan seribu dua ribu hasil keringatnya....more at http://www.giharu.com/pura-pura-lupa/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H