Selain pernah menjadi staf Ahok, Idris Ahmad juga meniru gaya Ahok mengumpulkan dana kampanye dari sumbangan para warga.
Cara mengumpulkan anggaran ini dinilai untuk menunjukkan transparansi anggaran dan kegiatan yang Idris tawarkan ketika duduk di kursi parlemen DKI Jakarta.
Ima Mahdiah
Dan staf Ahok terakhir yang berhasil maju dalam parlemen DKI Jakarta adalah Ima Mahdiah yang maju dalam Pemilu Legislatif lewat PDI-Perjuangan.
Ima sendiri maju mencalonkan diri menjadi calon anggota DPRD DKI Jakarta atas permintaan BTP sendiri yang menyarankan melangkah lewat PDI Perjuangan.
Dan Hasilnya Ima berhasil meraup 30.591 suara dari Dapil 10 Jakarta Barat pada Pemilu 2019 kali ini. Jumlah suara yang diperoleh oleh Ima ini dua kali lipat dari target ekspektasinya.
Diketahui hubungan Ima dan BTP sangatlah dekat, berawal mendapatkan tugas dari dosennya yang kebetulan saat ini menjabat sebagai Bupati Bogor, Bima Arya untuk mewawancarai anggota DPR RI, yang kemudian dia memutuskan untuk mewawancari Ahok, kemudian menjadi staf Ahok, dan akhirnya maju sebagai anggota DPRD atas saran Ahok.
Keberhasilan Ima Mahdiah lolos menjadi anggota DPRD DKI Jakarta ini juga atas pengaruh besar dari Ahok. Selain menjadi mentor politiknya, Ahok bahkan turut terjun ke lapangan untuk mengampanyekan Ima usai dia keluar dari penjara atas kasus penistaan agama yang menjeratnya.
Tidak hanya itu, melalui video tutorial yang dibuat, Ahok secara blak-blakan memperkenalkan Ima sebagai caleg yang layak untuk dipilih.
Hasilnya pun Ima Mahdiah berhasul masuk dalam kursi parlemen DKI Jakarta.
Setidaknya tiga orang ini telah berpengalaman bekerja di ranah eksekutif yang sebelumnya sering bergesekan dengan legislatif karena BTP sering sekali marah-marah mempersoalkan beragam masalah dari anggaran yang ada. Ini bisa jadi harapan baru untuk Jakarta mempunyai anggota DPRD yang profesional dan mumpuni.