Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Melihat Konsep Forest City untuk Ibu Kota Baru Indonesia

26 Agustus 2019   20:10 Diperbarui: 27 Agustus 2019   12:37 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rancangan konsep Ibu Kota baru di Kalimantan | Dok Kementrian PUPR

Presiden Jokowi (26/82019) secara resmi mengumumkan ibu kota baru Indonesia yang berada di dua kabupaten di Kalimantan Timur yaitu di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan sebagian lagi berada di Kabupaten Kutai Kertanegara.

Melalui pidatonya di Istana Negara, Jokowi mengungkapkan bahwa penentuan ibu kota baru Indonesia tersebut berdasarkan riset yang dilakukan oleh pemerintah selama tiga tahun terakhir dan memutuskan Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara adalah lokasi yang paling ideal.

Jokowi menjelaskan ada lima alasan dipilihnya dua kabupaten tersebut menjadi ibu kota baru Indonesia, pertama kedua lokasi tersebut memiliki risiko bencana seperti banjir, gempa, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi dan tanah longsor yang paling minim. Sehingga stabilitas pemerintahan pun menjadi lebih terjaga.

Dari sisi risiko bencana yang minim ini memang menguntungkan dibandingkan dengan Jakarta yang selalu dilanda banjir tahunan, dan beberapa kali istana negara juga turut terkena banjir musiman ini.

Alasan yang kedua adalah, dua kabupaten dilihat dari sisi geografis ini sangat strategis karena letaknya berada di tengah-tengah Indonesia. Hal ini membuat pemerataan sistem pemerintahan di Indonesia.

Jawa sudah terkena banyak sekali "keuntungan-keuntungan" dari letak ibu kota yang berada di Jakarta, sedangkan di daerah di luar Jawa harus berjalan tertatih menyeimbangkan diri dari Jawa.

Hal inilah membuat mobilitas Jokowi dan pemerintah pusat ke berbagai daerah di Indonesia menjadi lebih efisien karena letaknya yang berada di tengah-tengah.

Sedangkan alasan ketiga dan keempat adalah dua kabupaten calon ibu kota baru Indonesia berada dekat perkotaan yang sudah berkembang (Balikpapan dan Samarinda) dengan infrastruktur yang relatif lengkap.

Dan yang kelima Pemerintah Indonesia sendiri sudah mempersiapkan sekitar 180 hektar di kedua kabupaten tersebut untuk menjadi ibu kota baru Indonesia.

Dengan besaran luas tersebut, ibu kota baru Indonesia nantinya tiga kali lebih luas dari Provinsi DKI Jakarta, sebuah besaran ruang yang cukup melegakan dibandingkan dengan Jakarta yang sudah penuh sesak.

Dengan berpindahnya ibu kota Indonesia nantinya, Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis, perdagangan dan keuangan dalam skala global. Dan sistem pemerintahan yang mengatur dan mengawasi semua jalannya sistem di Indonesia akan berpindah ke Kalimantan.

Forest City, Legacy Terakhir Jokowi

Nantinya, ibu kota baru Indonesia nanti mengusung konsep Forest City (kota hutan), hal ini seperti yang disampaikan oleh Yudy R Prawiradinata, Deputi Bidang Pengembangan Kementrian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Forest City nantinya mengelaborasikan sebuah konsep kota yang modern, smart, beautiful dan suistainable dengan lokasi Kalimantan yang merupakan satu hutan tropis terbesar di dunia.

Pernyataan ini didukung oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro yang mengatakan pembangunan ibu kota baru Indonesia ini tidak akan mengganggu kawasan hutan lindung di Kalimantan Timur.

Salah satu kawasan hutan lindung yang tidak akan kena dampak dari pembangunan ibu kota baru Indonesia adalah Taman Hutan Raya Bukit Soeharto yang sebelumnya digadang-gadang menjadi calon terkuat ibu kota baru Indonesia.

Dari 180 ribu hektar kawasan yang menjadi ibu kota baru Indonesia tersebut, yang dipakai menjadi ibu kota pada pembangunan tahap pertama adalah seluas 40 ribu hektar

Dari 40 ribu hektar ini nantinya 2 ribu hektar terdiri dari lokasi istana negara, kantor lembaga negara, taman negara dan botanical garden.

Dengan mengusung konsep Forest City ini diharapkan pembangunan ibu kota baru Indonesia akan selalu mempertimbangkan pelestarian alam dan lingkungan.

Nantinya konsep Forest City ini memanfaatkan 30 persen area hutan untuk pembangunan ibu kota dan sisanya areanya akan dipertahankan sebagai hutan konservasi, hutan ini nantinya menjadi buffer zone atau pelindung ibu kota.

Berarti ibu kota baru Indonesia dengan konsep Forest City akan membangun taman rekreasi, Ruang Terbuka Hijau (RTH) kebun raya, komplek atau sarana olahraga yang terintegrasi dengan bentangan alam Kalimantan.

Selain itu, pemerintah juga akan membangun pedestrian atau jalur pejalan kaki dan memperbanyak ruang publik.

Sedangkan untuk sumber energi nantinya akan menggunakan sumber energi terbarukan yang juga rendah karbon, penggunaan solar, gas dan batubara sebagai bahan bakar juga akan diminimalisir untuk mendukung konsep Forest City ini.

Ada beberapa kota dengan negara-negara yang berhasil membangun konsel Forest City, sebut saja Kota Bangkok, Thailand dengan 10 taman baru yang berisikan tanaman vegetatif alami yang sudah dibangun sejak tahun 2014.

Kemudian, Kota Beijing di Tiongkok yang sejak tahun 2012 hingga 2016 telah menanam lebih dari 54 juta pohon yang ditanam di berbagai ruang publik.

Atau Kota Ljubljana di Slovenia yang telah membuat 1150 hektar hutan alam untuk rekreasi tempat masyarakat mengenal pepohonan.

Dan contoh terakhir adalah Proyek Green Belt di Vitoria-Gasteiz, Spanyol yang membuat 6 taman ekologi dengan luas kawasan total sekitar 800 hektar.

Dengan membutuhkan total anggaran Rp 466 triliun termasuk dengan pemindahan 1,5 juta Aparatur Sipil Negara (ASN) tentu proyek pemindahan ibu kota baru Indonesia ini bukan hal yang main-main. Aka nada banyak masalah dan rintangan yang akan dihadapi oleh pemerintah beserta tim pembangunan dan pemindahan ibu kota ini.

Dan sepertinya pembangunan dan pemindahan ibu kota negara ini akan menjadi masterpiece sekaligus "legacy" terakhir dari Joko Widodo untuk Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun