Persoalan-persoalan di Papua pun sangat beragam, kita tahu bahwa sampai saat ini tampaknya citra Papua masih dipandang sebelah mata oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Ditambah dengan kualitas beragam instrumen lini kehidupan masih jauh diambang batas wajar. Seperti masalah pendidikan, kesehatan, gizi, ekonomi, hingga kemanan. Masalah kesehatan saja contohnya, Pembangunan Kesehatan di Papua terendah se-Indonesia,
Hal inilah yang menyulut adanya beberapa gerakan yang menuntut kemerdekaan karena menganggap pemerintah Indonesia tidak memperhatikan kesejahteraan warga Papua, Selain itu Papua kita kenal sebagai daerah dengan kekayaan alam yang luar biasa dan selalu dikeruk untuk "kepentingan pusat".
Sehingga banyak sekali konflik-konflik dan pertikaian yang terjadi hingga menyebabkan korban jiwa baik dari sipil maupun aparat Indonesia, salah satunya adalah Briptu Heidar.
Pemerintah Indonesia seharusnya sudah mulai memusatkan perhatiannya baik ke Indonesia bagian barat maupun timur, supaya tidak hanya tingkat kesejahteraan di dua bagian ujung Indonesia ini meningkat, tetapi juga konflik-konflik yang menelan korban jiwa bisa diredam dan diselesaikan dengan cara-cara yang tidak instan.
Mengurusi permasalahan Papua membutuhkan jalan panjang yang sangat terjal, sudah saatnya Papua tidak dianaktirikan dan dijadikan sapi perah atas nama patriotism. Lebih dari itu, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia harus juga ditegakkan.
Karena Papua adalah bagian dari Indonesia, dan Indonesia adalah identitas untuk Papua. Briptu Heidar menjadi refleksi kita bagaimana kita harus serius mengurusi permasalahan yang terjadi dan berhubungan dengan kemahsyalatan rakyat sebagai bangsa yang besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H