kemudian pada tahun 2015, Heidar ditempatkan di Polres Lanny Jaya selama dua tahun dengan jabatan Bintara Reskrim. Pada tahun 2017 Heidar berpindah tugas dan bergabung di Dit Reskrimum Polda Papua.
Prestasi Heidar dibuktikan dalam kurun waktu lima tahun dia berhasil menuntaskan 11 kasus kejahatan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Berbahaya (KKB) di wilayah pegunungan tengah Papua.
Tidak hanya itu, Heidar juga mendapatkan kenaikan pangkat yang luar biasa dalam aksinya membebaskan sandera warga Papua dan non-Papua di Kampung Banti, Distrik Tembaga Pura pada 2017 silam.
Tidak hanya berprestasi dalam pekerjaannya sebagai anggota kepolisian, Briptu Heidar juga memiliki keahlian mahir berbahasa Jerman.
Kabid Humas Polda Papua, Komber AM Kamal mengatakan bahwa heidar adalah sosok personel polisi yang disiplin, ulet, jujur dan bertanggung jawab ketika mendapatkan tugas dari pimpinannya.
Jenasah Briptu Heidar pun diterbangkan ke kampung halamannya di Makasar, Sulawesi Selatan.
Sampai saat ini Papua masih menjadi daerah yang rawan akan kekerasan bersenjata yang dilakukan baik oleh aparat maupun dari Kelompok Kriminal Bersenjata, dan KKB ini nyatanya telah meresahkan banyak pihak, baik warga sipil, pekerja pabrik hingga aparat Indonesia.
Terhitung sejak 2014 hingga 2018, setidaknya sudah ada 15 warga sipil dan 14 aparat Indonesia yang tewas menjadi korban dalam berbagai insiden kekerasan bersenjata yang ada di Papua.
Dalam empat tahun terakhirpun, insiden kekerasan bersenjata, baku tembak dan penyanderaan terjadi di empat tempat, yakni Kabupaten Nduga, Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak Jaya, PT Freeport Mile 68 dan Kabupaten Puncak, dimana tempat terakhir Briptu Heidar bertugas dan menghembuskan napas terakhirnya.
Kita tahu bahwa permasalahan di Papua bukanlah permasalahan yang mudah diselesaikan, terlebih di negara yang masalah mudahnya masih sulit ditangani terlebih dengan permasalahan yang cukup rumit karena berurusan dengan banyak pihak dan "orang besar".
Beberapa wilayah di Papua masih terlalu sensitif, dalam perihal keamanan dan militer pun masih banyak persoalan, hal ini ditandai dengan banyaknya konflik terjadi yang berujung pada pertumpahan darah.