Dahlan Iskan mengatakan bahwa "sengon 1 triliun" tersebut harus menjadi monumen. Bagaimana tidak, di sepanjang jalur SUTET tidak boleh ada tanaman tinggi terlebih yang mencapai bentangan yang menggelayut di SUTET.
Apakah manajemen patroli dari PLN sudah benar? bagaimana dengan anggaran operasi penanganan dari "pembersihan" di kawasan SUTET tersebut tersebut? dan terdapat banyak pertanyaan lainnya yang harus dijawab oleh PLN.
Selain itu, kenapa PLN membutuhkan waktu yang lama untuk menangani masalah "sengon" ini? padahal kita tahu banyak pihak yang dirugikan dari padamnya listrik dalam skala besar ini. Belum lagi PLN Indonesia sebenarnya mempunyai banyak pekerja yang mahir menangani masalah ini.
Saya pernah menuliskannya pihak-pihak yang dirugikan dari kejadiaan yang jarang sekali terjadi ini: Melihat Rentetan Kerugian Akibat "Lumpuhnya Jakarta" karena Listrik Padam
akibatnya aktivitas hampir seprempat penduduk Indonesia juga turut terganggu, industri terhenti, jaringan mati, transportasi berhenti, layanan mbanking dan aplikasi cashless tidak berfungsi, sedangkan pemerintah melalui PLN terlihat bekerja begitu lamban.
Ketika ketahanan energi, sistem keamanan negara dan ekonomi digital kalah dengan satu batang sengon, bukan serangan teroris, bencana maupun sabotase, sepertinya Indonesia: rakyat dan pemerintahnya masih terlalu SANTUY.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H