Kondisi awan di atas pulau Jawa juga sangat tipis membuat langit menjadi lebih cerah tanpa tutupan awan sehingga hal ini memaksimalkan pancaran gelombang Bumi pada malam hari, akibatnya suhu permukaan bumi relatif akan cepat turun dan suhu menjadi lebih dingin pada malam hari.
Dengan ketiadaan awan ini juga menyebabkan panas matahari tidak bisa terperangkap sehingga suhu panas di siang hari menjadi lebih lepas menuju atmosfer dan persediaan panas yang terserap awan di malam hari juga menjadi lebih sedikit.
Suhu dingin ini tidak hanya terjadi di Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja saja, tetapi menyelimuti di sebagian besar pulau Jawa dan juga daerah yang terletak di sebelah selatan Ekuator.
Selain faktor dry intrusion ini, suhu udara dingin di pulau Jawa diperparah dengan musim kemarau. Karena karakteristik musim kemarau suhu udara pada malam dan pagi hari memanglah rendah karena ketiadaan panas yang terserap oleh awan.
Jadi, kita perlu mempersiapkan fisik lebih baik lagi karena diprakiraan suhu udara yang dingin seperti ini akan berlangsung hingga bulan September dengan puncak dingin pada bulan Agustus mendatang.
Sebenarnya suhu udara yang lebih dingin dari biasanya ini adalah siklus tahunan, jadi tak perlu menganggap sebagai sesuatu fenomena yang aneh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H