Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Seharusnya Garuda Indonesia Belajar dari AirAsia

17 Juli 2019   23:02 Diperbarui: 17 Juli 2019   23:09 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Garuda Indonesia | Kompas.com

Maskapai penerbangan plat merah Garuda Indonesia kembali didera masalah yang tidak cukup mengenakkan. Sebelumnya Garuda sampai saat ini harus menyelesaikan beberapa persoalan yang tidak mudah, seperti dugaan kartel tiket pesawat, manipulasi laporan keuangan hingga hilangnya predikat maskapai penerbangan terbaik versi Skytrax.

Lalu baru-baru ini Garuda kembali harus menghadapi masalah yang disebabkan oleh kecerobohan dari pihak Garuda sendiri, yakni terkait menu makanan di kelas bisnis Garuda yang ditulis tangan.

Seorang vlogger, Rius Vernandes awalnya mengunggah foto menu makanan kelas bisnis yang ditulis tangan di instastory akun Instagram milik pribadinya.

Setelah itu pihak Garuda membantah bila menu yang ditulis tangan itu diperuntukkan untuk para penumpang, menu tersebut adalah catatan pribadi dari awak kabin.

Tidak sampai di situ, kemudian Rius mengunggah video di akun Youtubenya terkait kejadian yang terjadi ketika dia menaiki pesawat Garuda Indonesia kelas bisnis, dalam videonya tersebut terlihat pramugari Garuda membagikan kertas daftar menu yang terbuat dari tulisan tangan.

Tidak lama berselang dari kejadian tersebut, Garuda memberikan surat pemberitahuan terkait larangan baik penumpang maupun awak kabin untuk merekam dan mengambil foto di dalam pesawat Garuda itu sendiri.

Aturan Larangan dari Garuda | Twitter/trendingtopiq
Aturan Larangan dari Garuda | Twitter/trendingtopiq

Lantas peraturan tersebut menjadi ramai diperbincangkan di sosial media, karena peraturan tersebut adalah hal yang tidak masuk akal bagaimana bisa maskapai penerbangan terbesar di Indonesia yang dipunyai oleh BUMN ini mengeluarkan aturan yang dinilai hendak menutupi kesalahan dalam sistem kerja mereka, yang sebenarnya sudah diketahui oleh banyak orang.

Hampir sebagian besar orang-orang kontra dengan aturan larangan berfoto di dalam pesawat Garuda, mereka berkomentar dengan sinis yang membuat citra Garuda sendiri menjadi lebih buruk, padahal Garuda sedang menghadapi nama yang buruk karena permasalahan menu makanan, kini ditambah dengan aturan yang tidak masuk akal ini.

Beberapa jam setelah aturan larangan berfoto di dalam pesawat keluar dan langsung menerima kritik dari netizen, Garuda "merevisi" aturan tersebut dengan memberikan imbauan dan masih diperbolehkan mengambil foto dan video asalkan tidak mengganggu penumpang dan awak kabin lainnya.

Hanya dalam hitungan jam, Garuda merubah lagi aturan yang dibuat secara tidak matang tersebut, lagi-lagi citra Garuda dibuat tidak baik oleh pihak Garuda sendiri.

Tidak sampai di situ, kabarnya Rius yang mengunggah video masalah kertas menu makanan kelas bisnis ini dilaporkan ke pihak kepolisian dengan dugaan pencemaran nama baik yang dilaporkan oleh pihak Garuda sendiri.

Rius bersama rekannya Elwiyana Monica diduga melanggar Pasal 27 Ayat (3) juncto Pasal 45 Ayat (3) dan/atau Pasal 28 ayat (1) juncto Pasal 45 A Ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE dan/atau Pasal 310 KUHP dan/atau Pasal 311 KUHP.

Hal ini pun akan menambah buruk citra Garuda sebagai maskapai penerbangan yang memberikan layanan di bidang jasa. masyarakat akan menilai Garuda Indonesia adalah sebuah maskapai yang memiliki arogansi yang tinggi dan tidak bisa menerima kritik pedas dari kinerja yang sudah dilakukannya.

Mungkin Garuda bisa memenangkan kasus penceraman nama baik ini dan mengalahkan Rius, namun bila hal itu terjadi maka kepercayaan masyarakat/pelanggan pada Garuda akan menurun tajam. Bagaimana tidak, satu permasalahan yang sebenarnya sama Garuda malah membuat penyelesaian yang sangat tidak bijak sehingga top of mind dalam masyarakat terkait Garuda akan berubah menjadi lebih buruk. Dan bila hal ini terjadi, yang dirugikan adalah Garuda Indonesia itu sendiri.

AirAsia Mengambil Kesempatan

Kontes Foto AirAsia | Ig/AirAsia
Kontes Foto AirAsia | Ig/AirAsia

Di saat Garuda ramai diberitakan sebagai maskapai yang tidak memperbolehkan penumpangnya untuk mengambil foto atau merekam video, AirAsia justru membuat lomba foto bertemakan "momen bahagia saat terbang bersama AirAsia.

Tidak main-main, hadiah yang diberikan oleh AirAsia dalam kontes ini berupa tiket gratis ke Lombok atau Labuan Bajo untuk dua orang pemenang.

Dalam persaingan 'udara' terdapat rival yang sedang terdesak, dengan langkah manis AirAsia berhasil mengambil momen ini dengan baik.

Usaha pencitraan yang dilahirkan oleh Garuda pun diambil alih oleh AirAsia.

Tidak sampai disitu, dalam kemelut pemberitaan terkait Garuda Indonesia dalam menghadapi masalah yang dideranya, CEO AirAsia Tony Fernandes mengunggah foto dia sedang terbang dengan menggunakan maskapai lain ketika melakukan perjalanan ke Jepang.

Dalam caption yang dia tulis bahwa penerbangan AirAsia dengan tujuan Jepang pada saat itu sudah penuh dan tidak ada kursi yang kosong. Sebuah ironi yang menarik bahwa Tony adalah pemilik dari AirAsia malah justru tidak mendapatkan "golden ticket" menggunakan AirAsia, dan ketika kursi penumpang tersebut penuh dia menggunakan maskapai lain.

Secara tersirat, Tony ingin mengatakan bahwa AirAsia menjadi satu maskapai yang diminati oleh penumpang, Belum lagi pada tahun 2019 ini AirAsia kembali menerima penghargaan dari Skytrack sebagai LCC terbaik di dunia.

Sudah seharusnya Garuda Indonesia belajar dari AirAsia, sebagai maskapai penerbangan plat merah, Garuda sebenarnya mempunyai banyak privilege dalam memberikan layanan yang memuaskan untuk para pelanggannya.

Saat ini Garuda Indonesia harus belajar untuk tidak bersifat reaktif dan juga membuat defensif atas kesalahan fatal yang dibuatnya sehingga menghancurkan citra Garuda sendiri, diimbangi dengan peningkatan layanan dari Garuda itu sendiri yang selama dua tahun ini dirasa terus menurun seperti kertas menu makanan dan juga menu makanan itu sendiri.

Sebagai maskapai yang membawa nama baik Indonesia, sudah saatnya untuk Garuda Indonesia membuat sebuah gebrakan baru yang memuaskan para pelanggannya dan membawa Indonesia terbang menjadi lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun