Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pantaskah Angela Tanoesoedibjo, Anak Pemilik Media Raksasa Menjadi Menkominfo?

17 Juli 2019   21:47 Diperbarui: 17 Juli 2019   22:46 11539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan Angela | Tribun Wow

Sebelumnya beredar dari Grup WhatsApp nama-nama menteri yang akan bekerja bersama Jokowi-Ma'ruf Amin untuk pemerintahan 2019-2024. Salah satu nama dari menteri Jokowi adalah Angela Herliani Tanoesoedibjo sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo).

Meskipun dikonfirmasi oleh TKN (Tim Kemenangan Nasional) Jokowi-Ma'ruf Amin bahwa nama-nama menteri yang beredar tersebut adalah HOAX atau berita palsu, namun ternyata Angela Herliani Tanoesoedibjo sendiri masuk dalam daftar bursa calon menteri Jokowi-Ma'ruf Amin.

Nama Angela disodorkan oleh Partai Perindo sebagai calon menteri milenials di bawah kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin untuk lima tahun ke depan. Hal ini pun diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Perindo Ahmad Rofiq.

Lantas siapakah Angela Herlinani Tanoesoedibjo? apakah hanya sekedar dari nama dari seorang pemiliki raksasa media di Indonesia, MNC Group?

Saat ini Angela yang merupakan putri sulung dari Hary Tanosoedibjo duduk sebagai Komisaris dari MNC Grup yang juga Wakil Sekretaris Jenderal dari Partai Perindo.

Angela menyelesaikan pendidikan Bachelor of Arts in Communications (Media Arts and Production) di Universitas Teknologi Sydney Australia pada tahun 2008.

Kemudian pada tahun 2010 Angela mendapat gelar Master of Commerce dalam bidang Keuangan dari Universitas New South Wales, Australia.

Pada Pileg 2019 lalu, Angela maju sebagai Calon Legislatif dari Partai perindo Dapil Jatim 1 Surabaya-Sidoarjo, namun gagal masuk di Senayan karena suara dari Perindo tidak mencukupi ambang batas dari presidential threshold.

Sebagai putri sulung dari Hary Tanoesoedibjo, sepertinya Angela akan meneruskan tahta sang ayah menduduki dan memimpin raksasa media MNC Group.

Hal ini bisa dilihat dari posisi Angela di MNC Group, beberapa jabatan strategispun ditempati oleh Angela seperti Komisaris PT Komisiaris MNC Investama Tbk,  Komisaris PT MNC Studios International Tbk, Komisaris PT MNC Pictures, Direktur PT Global Informasi Bermutu, Direktur PT Media Nusantara Citra Tbk, Direktur Pelaksana PT Rajawali Citra Televisi Indonesia, Direktur PT Megah Group.

Layakkah Angela Sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi?

Melihat posisi dan kedudukan Angela sebagai anak sulung yang mempunyai golden ticket menuju tahta tertinggi dari MNC Group, sepertinya Angela masih belum punya kemampuan yang mumpuni untuk duduk sebagai menteri komunikasi dan informasi di kabinet kerja jilid 2.

Kenapa? untuk membuat gebrakan dalam sektor komunikasi dan informasi di Indonesia, yang kita ketahui sendiri saat sangat maju dan berkembang dengan pesat, dibutuhkan seorang aktivis yang benar-benar perduli dan konsen dalam isu ini.

Belum lagi Angela bisa dikenal sebagai "orang dalam" media, MNC Group yang memegang beberapa stasiun televisi nasional, radio, surat kabar dan juga media online, sehingga bila dipegang oleh "orang dalam" kemungkinan besar keputusan-keputusan strategis yang akan dibuat akan meminimalisir kerugian yang akan mereka tanggung. Dengan begitu maka tidak ada gebrakan besar dalam sektor komunikasi dan informasi.

Aktivis yang berjuang dalam bidang komunikasi dan informasi ini adalah mereka yang memperjuangkan akses informasi bisa setara dinikmati di seluruh pelosok tanah air, baik di kota maupun di garis perbatasan tidak ada perbedaannya.

Kemudian, bagaimana pemerintah memegang dan mengendalikan akses informasi sampai saat ini pun masih menerima rapor merah. Seperti usaha pemblokiran platform yang diduga mengandung konten pornografi yang sebenarnya gagal karena akses ini bisa menggunakan VPN. Atau juga arus informasi terkait konten "radikalis" dimana masih banyak ditemui dengan mudah cara membuat bom rakitan di internet.

Persoalan tersebut baru dua dari banyaknya hal-hal yang harus diselesaikan dan dibenahi oleh pemerintah saat ini seharusnya,.

Kementrian Komunikasi dan Informasi sebenarnya memiliki beban yang cukup besar karena harus bersaing dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan perubahan perilaku manusia.

Kenapa harus aktivis bukan pemilik media besar? karena aktivis memiliki perhatian yang lebih besar terkait isu ini ketimbang mencari cuan dan keuntungan untuk proses kedepannya.

Yang diperlukan adalah orang-orang yang perduli dan kemampuan yang mumpuni dengan perkembangan teknologi dipadukan untuk kepentingan rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun