Dalam sikap politisnya, PSI menjadi partai yang terlihat tegas, seperti mendukung BTP pada Pilkada Jakarta yang lalu, kemudian dengan mendukung Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019 ini.
Selain itu, dibandingkan dengan partai-partai yang baru bermunculan, PSI terlihat lebih vokal bahkan jika dibandingkan dengan partai-partai lama yang berdiri.
Di bawah kemudi kendali seorang Grace Natalie, PSI terlihat bergerak di luar jalur mainstream partai kebanyakan yang diam terhadap isu-isu tertentu seperti menolak poligami. menolak menolak perda syariah atau perda yang berdasarkan pada hukum agama, hingga mendukung ekspor sawit dalam upaya penguatan rupiah.
Padahal menurut WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) hampir semua industri sawit yang dikuasai oleh korporasi itu bersifat merusak lingkungan.
Selain itu, PSI juga memberikan pendampingan terhadap kasus Rizky Amelia (Amel) yang diduga mendapatkan pelecehan seksual dari mantan pimpinannya di BPJS Ketenagakerjaan dan juga mendesak disahkannya RUU PKS.
Dalam upaya advokasi, PSI berikan bantuan hukum terhadap 16 korban perdagangan manusia yang diduga akan dijadikan pekerja seks komersial di Tiongkok.
Memimpin partai baru, sepak terjang Grace Natalie dinilai cukup mumpuni dengan gebrakan-gebrakan yang diberikan yang dilihat tidak main aman secara politis yang berisiko hilangnya suara dari masyarakat. Bahkan Faisal Basri pun memberikan suaranya ke PSI.
Namun, apakah dengan track record yang sudah dilewati oleh Grace Natalie bisa memantaskan dirinya untuk menjadi menteri milenial di kepemimpinan Jokowi. Karena memimpin lembaga kementrian tidak sama menjadi jurnalis ataupun memimpin sebuah partai politik. Ada banyak keputusan dan kepentingan hidup orang banyak yang diatur di bawah lembaga pemerintahan tersebut.Â
Namun bukan berarti Grace tidak mempunyai potensi untuk menjadi menteri di era kepemimpinan Jokowi.
Jadi, kita tinggal melihat bagaimana langkah Jokowi selanjutnya dalam menentukan menteri-menterinya di kabinet kerja jilid II.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H