Faisal Basri pernah menyampaikan tentang utang negara hingga bunga-bunga yang harus dibayarkan bahkan menyindir Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan terkait utang penerimaan utang Indonesia dari Tiongkok.
Basis-basis opini dan pernyataan dari Faisal Basri ini tentu sangat bisa dipertanggungjawabkan karena berasal dari ilmu dan analisis yang pernah dia terima dan pelajari sebelumnya.
Jauh sebelum itu, Faisal Basri pernah bertarung dalam Pemilihan Gubernur tahun 2012-2017 dan menjadi calon independen yang tidak diajukan oleh Partai Politik. Pandji Pragiwaksono pernah mengatakan bahwa Faisal Basri adalah orang yang sama sekali tidak suka berkompromi dan dia selalu punya pendekatan-pendekatan praktis setiap kali dihadapkan pada berbagai masalah.
Pada saat debat Pilgub 2012 tersebut, Faisal Basri menjadi satu-satunya calon yang tidak bisa didebat balik, hal ini karena apa yang dia utaran benar-benar bukan hanya sekadar narasi dan retorika belaka.
Meskipun gagal dalam putaran pertama dengan hanya mendapatkan suara 4,59 persen, ternyata Faisal Basri memperoleh suara lebih besar dari pasangan Alex Nurdin dan Nono Sampono yang notabenenya menjadi paslon yang diusung oleh banyak partai pada masa itu.
Meskipun tidak begitu signifikan, suara Faisal Basri akan mempengaruhi kaum terdidik dengan nalar yang bekerja utuh dan para pembelajar yang saat ini menjadi swing voter.
Dukungan yang mengalir dari para tokoh berpengaruh dan punya massanya tersendiri ini akan meramaikan pesta demokrasi lima tahunan di Indonesia ini. Terlihat akan terjadi pergolakan kemana suara rakyat Indonesia akan berlabuh.
Persaingan perebutan suara akan menjadi lebih brutal dan liar meskipun sudah ada beberapa lembaga survei yang meramalkan siapa yang akan duduk di kursi kepemimpinan lima tahun mendatang, tapi dalam waktu-waktu kritis ini dengan adanya dukungan baru kita akan melihat apakah kan terjadi perubahan suara yang signifikan diantara kedua paslon ini yang akan kita ketahui empat hari lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H