Mohon tunggu...
Gigie Media
Gigie Media Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Simple - Minimalist

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tanya Kabar Kehamilan Teman? Sebaiknya Enggak Berlebihan

23 Juni 2019   08:36 Diperbarui: 23 Juni 2019   11:16 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[ PERTANYAANMU PEDANGMU ]


"Apa kabar? Udah isi?"
"Kok belum isi juga? Nikah udah berapa lama?"
"Si ini baru nikah kemarin udah hamil, kok kamu belum?"
"Program hamil yang bener sana biar punya anak"
"Buruan hamil dan punya anak, umurmu udah nggak muda lagi"
"Kalo kamu nggak punya anak nanti suamimu bisa berpaling, trus emang mertua kamu terima nggak punya cucu?"
"Kamu kok belum punya anak juga? Jangan-jangan mandul"

(Hening kemudian)

Pada beberapa kesempatan, terjadi momen-momen serupa dengan lemparan pertanyaan seperti di atas. Percakapan rata-rata teman biasa yang jarang ketemu dan komunikasi.

Basa basi yang wajar bukan? Iya.

Selagi jenjang pendidikan, ditanya sekolah dan kuliah dimana. Sekolah dan kampus favorit atau bukan. Lulus kuliah, ditanya kerja dimana. Selagi kerja, ditanya nikah kapan. Setelah nikah, ditanya hamil atau belum. Dan seterusnya segala ditanyain.

Basa basi yang wajar juga bukan? Iya.

Tapi, gimana kalau yang tanya malah berlebihan dan dibikin canda yang gak wajar? Bahkan yang tanya bukan siapa-siapa. Teman juga gak akrab-akrab banget. Hmmm

Netizen yang budiman, karunia keturunan dan kehamilan itu gak seperti order go food yang bisa diorder semaunya. Mari belajar berempati, bersyukur dan berbagi do'a. Saat ada keluarga, sahabat dan teman bahkan yang baru kenal sekalipun, bertanya dan berbasa basilah dengan sewajarnya. Karena untuk beberapa hal yang menjadi privacy, setiap orang punya pilihan dan pilahan.

Gak ada larangan untuk canda, hanya saja harus ada takarannya. Berlebihan itu gak baik, bukan? Berhati-hatilah. Saat kita bertanya, becanda sampai jadi gelak tawa, ada hati yang diam-diam tersakiti.

Apapun kondisinya, boleh berempati tetapi jangan pernah menghakimi.

Postingan ini ditulis mewakili perempuan-perempuan yang pernah mengalami. Perempuan-perempuan yang selalu berbesar hati dalam syukur dan menikmati setiap proses kehidupan keluarganya.

Berkata yang baik atau diam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun