BATASAN SLI
SLI merupakan gangguan perkembangan berbahasa yang ekslusif karena keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa.Â
Ekslusif artinya ia tidak disebabkan oleh gangguan tertentu dan ia juga tidak menyebabkan gangguan lain (yang permanen). Contoh tidak ekslusif (artinya inklusif) yaitu jika seorang anak mengalami gangguan pendengaran, dengan sendirinya ia akan mengalami gangguan bicara dan bahasa.
SLI adalah gangguan perkembangan bahasa yang mempunyai prognosis baik, tetapi perkembangan berbahasa anak-anak ini mempunyai kecepatan yang rendah jika dibanding dengan teman seangkatannya yang normal. Jadi ia akan selalu tertinggal oleh teman-temannya.
SLI sendiri dibatasi pada anak-anak yang bukan karena:
- gangguan perilaku dan emosi (autisme)
- gangguan inteligensi – setidaknya ditunjukkan dengan performance IQ yang normal ke atas
- masalah pendengaran
- masalah neurologis
- masalah lingkungan
SLI lebih diperkirakan karena genetik, namun lingkungan yang kurang mendukung akan lebih memperparah kemampuan berbahasa anak. Pada anak-anak yang dididik multilingual masalah ini akan sangat nampak pada kesulitan berbahasa yang menuntut pemahaman  daripada praktek berbahasa.
Misalnya bahasa utama di rumah dan di sekolah adalah bahasa Indonesia sedang bahasa kedua adalah bahasa Inggris,akan nampak ia justru macet dalam berbagai pelajaran berbahasa Indonesia yang menuntut pemahaman di berbagai aspek berbahasa. Â Â
DIAGNOSA BELUM DISEPAKATI TETAPI DIBUTUHKAN
Di banyak negara sekalipun sudah banyak memiliki ahli-ahli linguistic, psikologi pendidikan, orthopedagogi bahkan dokter anak dan neurology yang memperdalam diagnose SLI ini, namun diagnose ini lebih banyak digunakan oleh para ahli dalam riset-risetnya, bukan di gunakan di klinik. Hal ini lebih berkaitan dengan penentuan rencana intervensi yang standar. Yang kelak juga akan berkaitan dengan funding service-nya maupun pembayaran klaim asuransi. Tanpa ada standar intervensi dengan sendirinya sulit menentukan standar funding service-nya.
Sekalipun demikian beberapa negara, seperti misalnya Australia sudah menetapkan adanya diagnosa ini, adalah demi etika terhadap anak-anak yang sangat membutuhkan bantuan ini.
Para ahli memutuskan sekalipun belum ada standar intervensi bagi semua anak ataupun subtipenya, dianjurkan agar setiap anak dilakukan intervensi secara empiris. Artinya setiap anak mendapatkan evalusasi sendiri-sendiri, masalah yang ada apa dan apa saja yang diperlukan untuk mengatasinya. Dalam hal ini peranan guru bahasa dan ahli linguistik sangat berperanan besar untuk memahami kelemahan anak dan segera memberikan bantuan.
Semoga saja anak-anak yang mempunyai inteligensi baik ini dapat ditangani dengan baik hingga ia menyelesaikan pendidikannya sesuai dengan kapasitasnya. Jangan hanya gara-gara angka bahasa atau pelajaran berbasis bahasa jelek padahal matematika dan sains yang baik, lalu mendapatkan pendidikan dibawah kapasitasnya. Padahal masalah berbahasa ini hanyalah sementara menunggu kematangan neurologisnya saja.