Mohon tunggu...
GIFRIANI FANIZATUS
GIFRIANI FANIZATUS Mohon Tunggu... Mahasiswa - PRIBADI

MAHASISWI UIN KHAS JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Identifikasi Masalah-masalah dalam Pembelajaran

21 Juni 2021   15:18 Diperbarui: 21 Juni 2021   15:27 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guna membantu siswa dalam berkonsentrasi belajar memerlukan waktu yang cukup lama disamping menuntut ketelatenan guru. Dengan bimbingan dan perhatian serta bekal kecakapan yang dimiliki oleh guru, maka secara bertahap hal ini dapat dilakukan. Kemampuan siswa mengolah bahan belajar harus terus didorong dan dikembangkan agar siswa semakin mampu mencapai makna belajar yang mengarah pada perkembangan serta kemampuan berpikir yang berguna untuk menghasilkan pengetahuan-pengetahuan baru. Kesulitan dalam menggali kembali hasil belajar merupakan kendala proses pembelajaran karena siswa akan mengalami kesulitan untuk mengolah pesan-pesan baru yang berkaitan dengan pesan-pesan lama yang telah diterima sebelumnya.

Guru hendaknya berupaya dalam proses pembelajaran guna mengaktifkan siswa melalui pemberian tugas dan latihan-latihan agar siswa mampu meningkatkan kemampuannya di dalam mengolah pesan-pesan pembelajaran. Dari dimensi perkembangan, rasa percaya diri diri dapat tumbuh dengan sehat bilamana ada pengakuan dari lingkungan. Itulah sebabnya maka didalam proses pendidikan dan pembelajaran, baik di lingkungan rumah mapun sekolah, orangtua atau guru terhadap anak. Jika orangtua dan guru berupaya untuk mendidik anak dengan pujian atau penghargaan, maka anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri. Namun jika mereka dididik dengan sebuah celaan dan cemoohan ketidakpuasan maka ada kecenderungan anak menyesali diri dan merasa bersalah. Seorang guru perlu memberikan pemahaman kepada siswa bahwa sukses dan gagal dalam melakukan sesuatu adalah dua hal yang akan dialami oleh setiap orang dalam proses pembelajaran. Hal ini bukan merupakan bagian terpisah dari proses belajar akan tetapi merupakan tanggung jawab yang harus diwujudkan oleh guru bersamaan dengan proses pembelajaran yang dilakukan.

Kebiasaan belajar dalah perilaku seseorang yang telah tertanam dalam diri dengan waktu yang relatif lama, sehingga menjadi ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukan. Ada beberapa perilaku yang menunjukkan kebiasaan tidak baik dalam belajar yang sering dijumpai pada sejumpal siswa, yaitu: belajar yang tidak teratur, daya tahan belajar yang rendah, belajar jika menjelang ulangan atau ujian, tidak terbiasa membuat ingkasan, tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap, tidak terbiasa membuat ringkasan, tidak memiliki inovasi untuk memperrkaya materi pelaran, senang meinjiplak pekerjaan teman, kurang oercaya diri di dalam menyelesaikan tugas, sering datang terlambat, melakukan kebiasaan buruk. Itulah bentuk perilaku yang tidak baik karena mempengaruhi aktivitas belajar dan menjadi factor penyebab masalah belajar.

Prayitno menyebutkan masalah-masalah dalam belajar sebagai berikut:

  1. Keterampilan akademik (Siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara maksimal. Kegiatan ekstra harus dimanfaatkan dengan baik oleh guru dan orangtua, karena keterampilan setiap anak didik berbeda-beda, sehingga bisa mengeluarkan dan memulai keterampilannya sejak dari kecil dan diharapkan bias mengembangkannya.)
  2. Keterampilan dalam proses belajar (Siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi masih juga memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan belajar yang tinggi. Keterampilan dalam belajar dapat menunjang prestasi belajar siswa karena lebih banyak mendapatkan ilmu pengetahuan tambahan.)
  3. Sangat lambat dalam proses belajar (Siswa yang memiliki akademik kurang memadai perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan/pengajaran khusus. Setiap siswa mempunyai akal yang sama, tetapi kemampuan berbeda yang satu dengan siswa yang lain sangatlah berbeda.)
  4. Kurangnya motivasi dalam belajar (Siswa yang kurang bersemangat dalam proses belajar tampak jera dan malas. Hal ini disebabkan dari beberapa faktor yaitu: lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan pergaulan anak. Jika memang sejak kecil lingkungan anak diberi semangat belajar yang tinggi, pastinya anak tersebut dapat termotivasi untuk menjadi anak yang pintar. Sebaliknya, kurangnya motivasi belajar pada anak dapat mempengaruhi proses belajar yang akhirnya menjadi salah satu dari sekian banyak masalah-masalah dalam pembelajaran)
  5. Bersikap srta berkebiasaan buruk dalam belaja (Siswa yang kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistik seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, maka sikap dan kebiasaan yang baik bisa menunjang kelancaran proses belajar. Anak akan cenderung rajin belajar daripada siswa yang mempunyai sikap dan kebiasaan yang buruk.)

Belajar merupakan kegiatan yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jejang pendidikan. Oleh karenanya, prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih jika mereka dapat belajar secara lancar dan tidak ada hal-hal yang mengganggu/menghambatnya. Setiap sekolah memiliki siswa yang berkesulitan belajar dan hanya yang membedakan pada sifat, jenis, dan factor yang mempengaruhinya.

Berdasarkan uraikan tersebut, yang melatarbelakangi penyebab adanya masalah belajar yaitu adanya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup segi intelektual seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kondisi dan keadaan fisik. Sedangkan faktor eksternal meliputi kondisi sosial seperti orangtua, limgkungan sekolah, teman sebaya, dan masyarakat sekitar.

Pembelajaran merupakan interaksi peserta didik dengan pendidik serta melibatkan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai bantuan yang diberikan oleh pendidik agar dapat terjadi suatu proses perolehan ilmu pengetahuan, penguasaan, serta pembentukan sikap dan kepercayaan diri dalam diri peserta didik. Pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa eksternal yang dirancang guna mendukung proses belajar yang bersifat internal. Pembelajaran bertujuan untuk mengaktifkan dan mendukung proses intrnal terdapat dalam setiap pristiwa belajar. Ciri pembelajaran yakni: sebagai upaya sadar dan disengaja, pembelajaran harus dapat membuat peserta didik belajar, dan pelaksanaan pembelajaran harus terkendali.

Pembelajaran terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Kegiatan pembelajaran yang baik akan senantiasa berawal dari sebuah rencana yang sangat matang. Karena perencanaan yang matang akan mencapai suatu hasil yang optimal dalam pembelajaran. Perencanaan ialah proses penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh pendidik. Selanjutnya dalam tahap pelaksanaan guru akan melakukan kegiatan operasional pembelajaran dengan interaksi dengan peserta didik melalui berbagai metode dan strategi teknik pembelajaran. Dalam tahap evaluasi guru mengukur perubahan-perubahan perilaku yang telah terjadi pada peserta didik, pada tahap ini guru melakukan kegiatan penilaian atas proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Dalam pembelajaran, peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap sebuah lingkungan melalui mengobservasi, menemukan, membandingkan perbedaan dan persamaan serta msmbentuk generalisasi. Dalam pembelajaran guru menydiakan sebuah materi sebagai fokus berfikir dan berinteraksi dalam pelajaran. Guru juga terlibat secara aktif dalam pemberian arahan kepada peserta didik menganalisis informasi. Hasil belajar yang baik akan diperoleh melalui pembelajaran yang di dalaamnya terdapat hal-hal yang tidak bisa dipisahkan berkaitan dengan hasil belajar. Hasil belajar ditandai dengan perubahan perilaku dalam proses belajar yang telah terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya berlangsung dengan disengaja. Dengan demikian, belajar dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri peserta didik dan sebaliknya apabila tidak terjadi sebuah perubahan dalam diri peserta didik maka belajar dikatakan bermasalah dalam pembelajaran.

Diantara banyaknya peserta didik di sekolah, terdapat siswa yang berprestasi dan banyak pula terdapat siswa yang gagal. Siswa yang mengalami nilai dan angka rapor rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya dapat dianggap sebagai siswa yang mengalami masalah dalam belajar. Pasti akan ada yang namanya masalah, begitu juga masalah dalam pembelajaran yang membuat peserta didik tidak dapat untuk menyerap ilmu yang telah disampaikan oleh guru. Salah satu faktor yang menyebabkan adanya masalah dalam pembelajaran yakni kurangnya fungsi otak, susunan syaraf dan bagian tubuh yang lain. Guru harus menyadari bahwa yang paling berperan penting pada waktu belajar ialah kesiapan otak dan sistem syaraf dalam penerimaan sebuah materi atau pun penyimpanan informasi. Guru harus dapat meminimalisir bahkan harus dapat mengatasi masalah-masalah dalam pembelajaran dengan memberikan jalan keluar yang sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun