Mohon tunggu...
GIFRIANI FANIZATUS
GIFRIANI FANIZATUS Mohon Tunggu... Mahasiswa - PRIBADI

MAHASISWI UIN KHAS JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Pembelajaran yang Berpijak Pada Teori Behavioristik

20 Juni 2021   21:53 Diperbarui: 20 Juni 2021   22:21 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori belajar behavioristik cenderung membimbing siswa berpikir. Teori belajar behavioristik adalah sebuah proses membentuk, yaitu membawa siswa untuk mencapai tujuan satu, shingga siswa tidak bisa leluasa mengekspresikan kreativitasnya, hanya dalam bayangan saja. Pembelajaran yang dirancang pada teori behavioristik ini memandang pengetahuan itu adalah objektif, sehingga belajar merupakan perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan penegtahuan kepada siswa. 

Oleh sebab itu siswa diharap memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan oleh pengajar. Artinya apa yang diberikan, diajarkan, atau diterangkan oleh guru itulan yang harus dipahami oleh siswa. 

Faktor lain yang penting dalam teori belajar behvioristik adalah faktor penguatan. Penguatan sendiri dilihat dari pengertiannya yaitu segala sesuatu yang daoat memperkuat timbulnya respons. Pandangan behavioristik bisa dibilang kurang menjelaskan adanya variasi tingkat emosi siswanya. Walaupun siswa memiliki pengalaman penguatan yang sama.

 Dalam pandangan Behavioristik tidak dapat menjelaskan dua siswa yang mempunyai kemampuan dan pengalaman yang kuat, semuanya dianggap sama. Melihat kemampuannya, dua siswa tersebut memiliki perilaku dan tanggapan yang berbeda dalam memahami suatu pelajaran, namun tetap behavioristik hanya mengakui adanya stimulus respon yang dapat diamati . teori belajar behavioristik tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsur -- unsur yang diamati. 

Begitu juga dalam pembelajaran, siswa dianggap sebagai objek yang pasif, yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh karena itu, pendidik mengenbangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam proses pemebelajaran yang harus dicapai oleh siswa. Evaluasi belajar juga diukur dari hal- hal yang nyata dan dapat diamati saja. Sehingga banyak hal -- hal yang sulit bahkan tidak bisa diamati dan diajngkau dalam proses evaluasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun