Mohon tunggu...
GIFRIANI FANIZATUS
GIFRIANI FANIZATUS Mohon Tunggu... Mahasiswa - PRIBADI

MAHASISWI UIN KHAS JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Pembelajaran yang Berpijak Pada Teori Behavioristik

20 Juni 2021   21:53 Diperbarui: 20 Juni 2021   22:21 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The reaction in question is the behavior or student response to the given stimulus. Stimulus is anything that is given to students. This theory is usually applied to the earliest levels of education, such as group games, kindergarten, elementary school, and junior high school. It can be seen and the key of this education is that in the learning process students are still waiting for instructions or orders from the teacher. 

Under the guidance of the teacher, students will not do this just yet, therefore, it is clear that when students respond, the teacher will give intensive instructions in the form of instructions, namely to carry out tasks that have been completed by someone. Learning that is designed and based on Behavioristic theory views that knowledge is objective, certain, fixed, unchanging. Knowledge has been structured neatly, so that learning is knowledge, while teaching is transferring knowledge to the learner or learner.

Keywords: Education, Behavioristic Theory

Teori belajar behavioristic adalah sebuah teori yang dianut oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. 

Menurut Desmita (2009:44) teori belajar behavioristik ini mengutamakan pengamatan, sebab pengamatan merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Pembelajaran berdasarkan teori belajar behavioristik ini mengacu pada pembelajaran yang menjelaskan perubahan tingkah laku, yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi. Perubahan itu terjadi melalui rangsangan (stimulus) yang membentuk hubungan perilaku reaktif (respon). Stimulus tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulus.

 Menurut Teori belajar behavioristik memandang bahwa pengetahuan telah terstruktur rapi dan teratur, maka orang yang belajar harus dihadapakan dengan peraturan yang jelas dan ditetapkan secara tegas. Kebiasaan dan kedisiplinan sangat penting dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih berkaitan dengan kedisiplinan.  

Dalam behavioristik, kegagalan belajar atau ketidakmampuan untuk menambah pengetahuan dikalsifikasikan sebagai kesalahan yang membutuhkan hukuman, dan keberhasilan atau kemampuan belajar dikalsifikasikan sebagai bentuk perilaku yang layak diberi penghargaan. Menurut teori behavioristik yjuan pembelajaran yaitu menekankan pada peningkatan pengetahuan, dan pembelajaran merupakan kegiatan "meniru", yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang telah dipelajarinya dalam bentuk laporan, kuis, ataupun tes. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulun secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku, dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku tersebut.

Teori Behavipristik menekankan terbentuknya perilaku yang terlihat sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus respons ini, menekankan siswa yang belajar sebagai individu yang pasif. Munculnya perilaku siswa yang kuat apabila diberikan penguatan dan akan menghilang jika dikenai hukuman.

Teori belajar behavioristik berpengaruh terhadap masalah belajar, karena belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan untukpembentukan hubungan anatar stimulus dan respon. Dengan memberikan ransangan siswa akan bereaksi dan menanggapi rangsangan tersebut. Hubungan stimulus dan respon mengembangkan kebiasan -- kebiasaan belajar, sehingga anak memiiki tingkah laku atau respon tertentu untuk menangapi atau merespon rangsangan tertentu. Istilah -- istilah seperti hubungan stimulus- respon, individu atau siswa pasif, perilaku sebagai hasil yang tampak, pembentukan perilaku (shaping) denga tenataan kondisi secara ketat ini semua merupakan unsur yang penting dalam teori behavioristik. Teori ini hingga sekarang masih merajai pembelajaran di Indonesia. Hal ini sangat tampak pada penyelenggaraan pemeblajaran dari tingkat yang paling dini, seperti kelompok bermai, Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, bahkan sampai Perguruan Tinggi.

Pembentukan perilaku dengan cara drill (pembiasaan) disertai dengan reinforcement atau  hukuman, masih sering dilakukan. Aplikasi teori belajar behavioristik dalam kegiatan pembelajaran bergantung dari beberapa hal seperti berikut :

  • Teori pembelajaran
  • Sifat materi pembelajaran
  • Karakteristik siswa
  • Media dan fasilitas dalam pembelajaran yang tersedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun