Kasus covid-19 akhir-akhir ini di sebagian besar negara-negara di dunia, sekitar 215 negara termasuk di Indonesia mengalami perkembangan kasus covid-19 yang merangkak secara fluktuatif secara terus menerus, meskipun sudah memberlakukan physical distancing dan PSBB sekalipun. Akan tetapi, para pakar dan ahli terkait terus menerus melakukan statement bahwa perlu adanya ketegasan dari pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan PSBB bahkan jika lockdown sekalipun secepatnya diberlakukan.
Menjadi sebuah kebimbangan pada diri kita yang membaca grafik ini, apakah kasih covid-19 akan terus menerus ada sepanjang waktu atau akan ada badai dimana covid-19 dapat menghilang di muka bumi ini. Tak ayal banyak peneliti-peneliti di dunia sedang melakukan penelitian tentang kondisi dan perkembangbiakan dari covid-19 ini.
Seketika mulai bermunculan berita-berita hasil penelitian covid-19 bahwa menurut WHO, covid-19 akan terus ada sepanjang tahun bagaimanapun juga. Hal ini didukung oleh karakteristik virus tersebut yang menjangkiti orang-orang yang kebanyak dari mereka tidak mengalami gejala-gejala seperti demam, suhu badan yang tinggi, batuk-batuk hingga kejang-kejang. Aplagi virus Covid-19 ini juga memiliki 3 tipe yang berbeda ada tipe-A, tipe-B dan tipe-C. Tiap masing-masing tipe ini memiliki karakteristik yang berbeda di tiap daerah di seluruh negara di dunia, dari segi iklim dan proses perkembangbiakannya.
Akhirnya pada sampai sebuah titik di mana virus ini tidak akan musnah dan akan tetap menghantui kita sepanjang waktu. Apalagi melihat pasien yang terjangkit kasus Covid-19 yang sembuh bisa terjangkit lagi meskipun imun kita sudah terproduksi dengan baik di dalam tubuh kita. Diperkuat juga dari kabar yang terakhir mengungkapkan bahwa pasien yang meninggal adalah pasien yang memiliki penyakit bawaan, seperti stroke, kanker paru-paru, diabetes dan alhasil diperparah dengan terjangkit virus covid-19.
Bagaimana dengan orang-orang atau pasien yang terjangkit virus Covid-19 yang tidak memiliki riwayat penyakit parah? Hal ini menjadi kebimbangan kita sebagai masyarakat yang terdampak dari segi ekonomi dan sosial di mana banyak orang yang dirumahkan tapi tidak jelas nasibnya, pendapatan berkurang bahkan tidak ada sama sekali, banyak orang-orang yang di PHK karena kondisi perusahaan yang tidak tahu sampai kapan ini akan berakhir.
Dalih-dalih menjadi pemikiran oleh sejumlah kalangan orang-orang awam, terutama netizen terhadap berita yang mengatakan bahwa hasil penelitian WHO kemungkinan virus ini akan terus ada di muka bumi ini menjadi sebuah polemik, anggapan dan pendapat mereka
"Ngapain kita terus-terusan di rumahkan? Toh tetap ada virus."
"Lah kalau gitu tarik aja kebijakan PSBB toh ternyata ada PSBB atau gak malah tetap saja virus itu ada"
Bahkan ada yang sempat bilang seperti ini.
"Ngapain susah-susah kerja di rumah terus PSBB, lebih baik tetap kerja dan aktivitas seperti biasa toh nanti berlaku hukum alam."
Tersentak dengan pendapat salah satu netizen tersebut mejadi sebuah polemik baru dan menguji pemerintah saat ini bahwa apakah PSBB akan tetap berjalan hingga tidak tahu pasti kapan akan berakhir atau menghapus PSBB dan mengizinkan warga masyarakat untuk tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Mengingat sudah banyak rencana-rencana pemerintah untuk mengembalikan kondisi ke semula seperti Kemdikbud akan melakukan kebijakan aktivitas sekolah dibuka pada bulan Juli 2020 dan masih perlu pembicaraan lebih lanjut serta konfirmasi kepada pihak terkait, salah satunya adalah BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).