Mohon tunggu...
Gifar Nur Insandi
Gifar Nur Insandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Visual Enthusiast

Instagram : Gifarnvr / Lvnarwaves_

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Kampung Sabilulungan Bersih hingga KWT: Bentuk Konsistensi Pak Didin dan Ibu Sri

10 Agustus 2022   13:38 Diperbarui: 10 Agustus 2022   13:45 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampung Sabilulungan Bersih (SABER) adalah program yang  diaplikasikan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, yaitu kebijakan sebuah program yang melibatkan banyak pihak dalam mewujudkan dan mendukung program Bandung Bersih 2020. Program tersebut sudah dilakukan dari tahun 2017 program ini merupakan salah satu solusi atas permasalahan lingkungan yang salah satunya adalah tentang sampah yang ada di Kabupaten Bandung. Dinas Lingkungan Hidup bekerja sama dengan seluruh perangkat kecamatan, desa dan tokoh-tokoh yang ada di lingkungan masyarakat untuk ikut andil dalam menjadikan lingkungan yang bersih dan sehat di tiap wilayahnya, Pada 2017 tahun pertama pelaksanaan program, terpilih 10 Desa untuk menjalankan program kampung sabililungan bersih (SABER), salah satu desa yang telah terpilih dan menerapkan program kampung sabililungan bersih (SABER) yaitu di Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka.

Tahun 2017 Pak Didin Samsudin (56) terpilih menjadi ketua Sabilulungan Bersih (Saber) di Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka, aksi atau program yang terlaksana adalah pengolahan dan pemilahan sampah, lalu ada KRPL atau Kawasan Rumah Pangan Lestari, Lubang Cerdas Organik (LCO), Program Kawasan SATAPOK (Sabilulungan Tanam Pohon Kesayangan) dan program / kegiatan lain. 

Dalam kegiatan pengolahan dan pemilahan sampah Pak Didin mengatakan bentuk bank sampah yang diterapkan oleh Pak Didin bukanlah sebuah tempat pembuangan yang berada di satu lokasi terpusat, karena saat itu di RW 05 Kampung Cibiru, Desa Nagrog minim lahan dan juga jika ada bank sampah maka harus ada juga anggaran yang keluar untuk pembangunan bank sampah, menyiasati hal tersebut Pak Didin menghimbau masyarakatnya dengan cara sosialisasi tentang pemilahan sampah yang bernilai ekonomis atau dapat dijual kembali seperti botol bekas, kardus dan lain-lain agar dikumpulkan di rumahnya masing-masing, setelah terkumpul sekitar 1 sampai 2 karung, sampah yang telah dipisahkan bisa langsung dikolektifkan di rumah Pak Didin untuk ditimbang, lalu Pak Didin akan memanggil pengepul untuk menjual sampah yang telah dipilah, proses bank sampah itulah yang dilaksanakan Pak Didin sampai saat ini, selain itu juga sesekali masyarakat di RW 05 Kampung Cibiru membuat kerajinan karpet atau taplak meja dari bekas bungkus kopi, namun untuk kerajinan karpet dari bungkus kopi memang agak sulit untuk dijual atau didistribusikan karena kurangnya minat masyarakat terhadap kerajinan tersebut.

Selain itu program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) juga aktif beriringan dengan program Penanganan Sampah/Bank Sampah, program KRPL ini sukses Pak Didin laksanakan masyarakat RW 05 Cibiru mulai memanfaatkan pekarangan rumah untuk di tanami sayur-sayuran seperti selada ataupun tanaman obat.

Setelah pergantian Bupati Bandung sekitar tahun 2020/2021 program Sabilulungan Bersih dan kepengurusannya akan terganti, mengingat program tersebut diganti dengan program Kampung BEDAS (Bersih dan Sehat) oleh Bupati terpilih Dadang Supriatna. Namun semangat dan konsistensi Pak Didin tetap sama, Pak Didin dan istrinya Ibu Srimukiani (51) berinisiatif untuk mendirikan KWT (Kelompok Wanita Tani), KWT sendiri sudah bergiat sejak 2019 beriringan dengan program KRPL, namun sejak pergantian program SABER ke program BEDAS, KWT  terfokus diranah Pertanian, konsistensi Pak Didin dan Ibu Sri membentuk KWT merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat sekitar guna menjaga semangat bergiat dan semangat kolektif masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun