Ada dari kita yang berbicara, terbuat dari apa kepala mereka, hingga tega membuat saudara sebangsa kita terluka bahkan tiada.
Ada dari kita tertawa melihat mereka yang membabi buta mendera saudara kita, dengan bahasa congkak dan murka pada mereka.
Lelucon berkata bahwa itu jalan Thamrin, bukan jalan jihad untuk surga
Lelucon berkata itu Sarinah, bukan Suriah, Gila!!
Dan yang paling sadis mereka bicara,
“Hahahhaha, teroris bodoh, ****,******,*****,******,***a”
Bila kita berpikir, apa yang mendasari mereka berpikir surgalah untuk mereka?
Bukankah selalu, lihatlah Bom Bali, Bom Kuningan, Bom JW Marriot, pelaku-pelaku bukan orang biasa.
Para pelaku bukanlah manusia yang mudah ditipu layaknya anak kecil yang ingin naik kuda diganti meja.
Kita tidak membela pelaku, tapi ada yang lebih berbahaya di balik pelaku.
Doktrin yang mereka sebarkan kepada pelaku yang kini tewas, tentu sangat luar biasa.
Dan mereka, yang dibalik para pelaku, kini masih bebas berbicara, dan dari mulutlah mereka bisa membuat mereka berpikir surgalah menanti di sana.
Bukan tidak mungkin kita dan sekitar kita menjadi calan pengantin bagi mereka.
Tolong tenang dan berpikirlah, merekalah mereka, yang nyata di balik para pelaku yang tidak bodoh dan itu nyata.
Marilah kita bersama berpikir dan lebih mendekat kepada apa yang kita percaya, untuk bisa memahami apa itu surga.
Ditulis dalam duka yang tidak biasa….
Terimakasih surga…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H