Mohon tunggu...
Tena Gievana
Tena Gievana Mohon Tunggu... Penerjemah - Ada namun tak terlihat

Ada namun tak terlihat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepotong Kayu di Laut Biru

8 Februari 2018   22:37 Diperbarui: 8 Februari 2018   22:54 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebongkah kayu patah yang terombang ambing di tepi laut

Terhempas ombak tapi tetap mengapung

Terpapar panasnya matahari yang menyengat

Menggigil ditiup angin malam dibawah cahaya bulan hitam

Sedikit demi sedikit serpihan kayu terhanyut

Tenggelam perlahan tertelan di perut dewa laut

Gelombang tinggi membawa sang kayu ke ujung air biru

Berselancar bersama ikan hiu

Setiap detik sepanjang waktu berlalu

Menari bersama-sama sambil menunggu

Menunggu untuk tenggelam seutuhnya dan tidur di dasar lautan

Sebab berjuang kembali ke daratan tiada guna

Tubuh telah tercabik-cabik dan tak diinginkan manusia

Tak ada harapan untuk sekedar menjadi kayu bakar

Tak bernilai, tak berguna, tak menarik mata

Oh, sepotong kayu di tengah padang biru

Teruslah berdansa bersama ikan disana

Mungkin kau bisa menjadi seorang teman yang berbeda bagi mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun