Seminggu yang lalu ayahku membawa sepeda merah yang mungil ke rumah. Katanya ini sepeda baru, baru dibelinya di loak. Aku dan sepeda itu mulai berteman. Kami mulai belajar untuk saling memahami, saling menghargai dan saling menikmati jalan. Namun karena sepeda itu adikku minggat dari rumah, karena sepeda itu ibuku menangis seharian, karena sepeda itu ayahku hancurkan rumahku seketika. Ah sepeda itu sepeda kiamat. Saking kesalnya sepeda itu ku bakar saja. Biar sajalah ayahku meraung, biar sajalah rumahku lantak. Maka tetap ku bakar saja sepeda itu. Biar tak ku dengar marah ayahku maka ku bakar saja sepeda itu. Bersama diriku di dalamnya!
19 November 2009
(gie, 104 kata)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H