Mohon tunggu...
Giestya Cindy
Giestya Cindy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Prodi S1 Farmasi Universitas dr. Soebandi Jember

Collage student at dr. Soebandi University Jember

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Aromaterapi Peppermint Terhadap Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Anak Dengan Bronkopneumonia

27 November 2024   08:30 Diperbarui: 27 November 2024   09:07 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah 5 tahun (balita). Pneumonia menjadi salah satu target dalam Millenium Development Goals (MDGs), sebagai upaya untuk mengurangi angka kematian anak. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 di Indonesia pneumonia menjadi urutan kedua penyebab kematian pada balita setelah diare. Angka kejadian penderita pneumonia maupun bronkopneumonia di Indonesia sebanyak 13,6% pada usia 0-11 bulan, 21,7% pada usia 12-23 bulan.

Proses peradangan dari proses penyakit bronko pneumonia mengakibatkan produksi sekret meningkat sampai menimbulkan manifestasi klinis yang ada sehingga muncul masalah dan salah satu masalah tersebut adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas merupakan keadaan dimana individu tidak mampu mengeluarkan sekret dari saluran nafas untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas. Karakteristik dari ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah batuk dengan akumulasi sputum, sesak, suara nafas abnormal atau Ronchi.

Aromaterapi merupakan salah satu terapi non farmakologi atau komplementer untuk mengatasi bersihan jalan nafas. Aromaterapi merupakan tindakan terapautik dengan menggunakan minyak esensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologi sehingga menjadi lebih baik. Ketika esensial dihirup, maka molekul akan masuk ke rongga hidung dan merangsang sistem limbik adalah daerah yang mempengaruhi emosi dan memori serta secara langsung terkait dengan adrenal, kelenjar hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, stress memori, keseimbangan hormon, dan pernafasan.

Aromaterapi yang sering digunakan yaitu peppermint (mentha pipperita). Bahan Aktif dalam Peppermint adalah Menthol, yang merupakan senyawa organik yang menghasilkan sensasi dingin ketika diterapkan pada mulut atau kulit. Bahan aktif menthol dalam peppermint dapat membantu melegakan hidung sehingga membuat napas menjadi lebih mudah.

Menurut Tjitrosoepomo (2010) kandungan penting yang terdapat pada aromaterapi peppermint adalah menthol 50% yang berguna sebagai anti inflamasi/ pelega tenggorokan. Pendapat tersebut didukung oleh hasil penelitian Edy Siswantoro (2017) tentang pengaruh aromaterapi aromaterapi peppermint dengan inhalasi sederhana terhadap penurunan sesak nafas pada pasien tuberculosis. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui rata-rata bersihan jalan nafas pada pasien anak usia 1-5 tahun dengan bronkopneumonia sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi peppermint.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperiment) dengan desain One Group Pretest-Posttest. Berikut adalah alur metode yang digunakan:

Populasi dan Sampel: Penelitian ini melibatkan populasi anak-anak berusia 1-5 tahun yang mengalami bronkopneumonia. Dari populasi tersebut, setelah disesuaikan dengan kriteria penelitian, didapatkan sampel sebanyak 10 orang dengan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling.

Pengukuran Awal (Pretest): Sebelum diberikan perlakuan, dilakukan pengukuran dan observasi terhadap bersihan jalan nafas, yang mencakup frekuensi nafas, akumulasi sputum, dan adanya ronchi.

Pemberian Perlakuan: Perlakuan yang diberikan adalah aromaterapi peppermint. Aromaterapi ini diaplikasikan dengan cara inhalasi sederhana, yaitu hirupan uap hangat dari air mendidih yang dicampur dengan minyak esensial peppermint.

Pengukuran Akhir (Posttest): Setelah pemberian aromaterapi, dilakukan pengukuran dan observasi yang sama seperti pada pretest untuk menilai perubahan dalam bersihan jalan nafas.

Analisis Data: Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test untuk menentukan efektivitas aromaterapi peppermint dalam meningkatkan bersihan jalan nafas pada responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan aromaterapi peppermint pada responden anak dengan bronkopneumonia mengalami ketidakefektifan bersihan jalan nafas dengan deviasi berat (20%), deviasi cukup berat (20%) dan deviasi sedang (60%), sedangkan sesudah diberikan aromaterapi peppermint responden anak dengan bronkopneumonia mengalami ketidakefektifan bersihan jalan nafas dengan deviasi cukup berat (20%), deviasi sedang (20%) dan deviasi ringan (60%).

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian aromaterapi peppermint meningkatkan bersihan jalan napas pada anak dengan bronkopneumonia. Sebelum terapi, rata-rata nilai bersihan jalan napas adalah 2,40 (kategori deviasi berat hingga sedang), dengan frekuensi napas rata-rata 47 kali/menit, akumulasi sputum positif (+), dan ronchi positif (+). Setelah terapi, rata-rata nilai bersihan jalan napas meningkat menjadi 3,40 (kategori deviasi cukup berat hingga ringan), frekuensi napas menurun menjadi 43 kali/menit, dan akumulasi sputum menjadi negatif (-), meskipun ronchi tidak berubah. Uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan perbedaan signifikan sebelum dan sesudah terapi, dengan p-value 0,002 (<0,05), yang membuktikan efektivitas aromaterapi peppermint dalam membantu mengatasi ketidakefektifan bersihan jalan napas.

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa aromaterapi peppermint efektif dalam meningkatkan bersihan jalan napas pada anak dengan bronkopneumonia. Kandungan menthol dalam peppermint memiliki sifat anti-inflamasi dan antibakteri yang membantu melonggarkan saluran napas, mengurangi akumulasi sputum, dan menurunkan frekuensi napas yang tinggi. Selain itu, inhalasi aromaterapi merangsang sistem limbik, yang berperan dalam mengatur fungsi pernapasan, keseimbangan hormon, dan emosi, sehingga mendukung proses perbaikan kondisi pernapasan pasien.

Hasil penelitian tersebut konsisten dengan studi sebelumnya yang menunjukkan manfaat penggunaan aromaterapi peppermint dalam mengatasi gangguan pernapasan, seperti pada pasien tuberkulosis paru. Pemberian aromaterapi selama 5-10 menit dalam beberapa hari menghasilkan peningkatan signifikan pada kategori bersihan jalan napas, meskipun tidak ada perubahan pada ronchi. Hal ini menunjukkan bahwa aromaterapi peppermint dapat menjadi tambahan terapi yang bermanfaat, meski efeknya dapat dipengaruhi oleh durasi dan metode aplikasi terapi.

Sebagai terapi non-farmakologi, aromaterapi peppermint menawarkan solusi sederhana, murah, dan aman untuk mendukung manajemen gangguan pernapasan, terutama pada anak dengan bronkopneumonia. Selain itu, terapi ini dapat digunakan sebagai pelengkap pengobatan konvensional, seperti oksigenasi dan inhalasi medis, untuk mempercepat pemulihan. Penelitian ini memberikan dasar untuk penggunaan lebih luas dari aromaterapi peppermint dalam perawatan anak, meskipun penelitian lanjutan diperlukan untuk mengatasi keterbatasan dan mengevaluasi efektivitasnya pada populasi yang lebih besar.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa aromaterapi peppermint dapat dijadikan terapi non farmakologi untuk mengatasi masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien anak dengan bronkopneumonia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun