Suatu saat di ujung rembang petang
sekawanan pipit riuh kemalaman
di pohon mangga mengiringi azan
serombongan pergi terbang
lalu kembali ke dedaunan
serombongan lagi ganti terbang
lalu kembali juga ke dedaunan
berulang kali
berkali-kali begitu
mungkin ragu lanjutkan perjalanan
sebagian setuju, sebagian dalam kebimbangan
riuhnya mungkin manifestasi perdebatan
satu dua terbang dalam gamang
hanya pindah dekat ke lain cabang
di rerimbunan daun pepaya jepang
barulah ada terlihat kejelasan
mereka bukan pipit kebanyakan
bulu halus tua kecoklatan
kepala putih bak kopiah rohaniwan
Emprit kaji, kami sebut mereka demikian
atau pipit haji kalau diindonesiakan
gelar gratisan bukan karena melakukan
semata karena tampilan
Lonchura maja
teman burung gereja
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI