Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kyai Ano Gagal Prediksi Pemimpin Negeri

2 Juni 2019   06:10 Diperbarui: 2 Juni 2019   06:31 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ki Ratmoko panen tambahan dukungan. Legitimasi langit yang didoktrinkan si pendakwah meski dengan malu-malu meong terbukti tertanam kuat di otak kanan sebagian rakyat.

Anehnya, pada laga penentuan, si calon Adipati Ratmoko justru tak mampu mengungguli rivalnya yang berjuluk Ki Lurah Petahana. Ajian Lembu Sekilan Reloaded yang dimiliki Ki Lurah Petahana berhasil mementahkan serangan Ki Ratmoko, bahkan membalikkan semua serangan itu pada penyerangnya.

Meski Ki Lurah Petahana terlihat diam saja waktu diserang, Ki Ratmoko justru bolak-balik terhuyung, berteriak-teriak kesakitan, lalu jatuh sendiri. Setiap kali memukul, pukulannya berbalik menonjok mukanya sendiri hingga bengkak gembil. 

Setiap kali ia menendang, pantatnya sendiri yang nyeri-nyeri seperti disepaki orang satu kesebelasan.. plus wasit, hakim garis, dan para anak gawang. Saking marahnya, Ki Ratmoko pun merapal ajian impor pamungkasnya yang bernama Kobela-Bela Tekasing.

Normalnya, ajian milik Ki Ratmoko itu dirapal sambil menepuk tanah tiga kali. Tapi, berhubung emosi, Ki Ratmoko sekaligus ingin pamer kekuatan di hadapan semua yang menonton. Maka ia pun mendekati meja panitia pertandingan. Dalam hitungan detik ia pun menggebrak meja panitia pertandingan sambil lantang meneriakkan kata,

"KOBELA-BELA TEKASING!!!"

Ajaib! Tiba-tiba dari arah belakang Ki Ratmoko muncul jin blangkon kecil kurus tua sambil mengangkat kedua tangannya membentuk capit kepiting. Jin Yuyu kangkang kata orang Jawa.

Ki Ratmoko terkejut. Tak menyangka yang keluar dari ajian pamungkasnya makhluk seperti itu. Normalnya, yang keluar adalah raksasa kecil semacam candabirawa-nya Prabu Salya dalam kisah pewayangan. Raksasa kecil yang jika dibunuh musuh akan hidup lagi berganda-ganda banyaknya. Mati satu tumbuh seribu kalau kata orang partai yang baru saja ditinggal mundur salah satu kader terbaiknya yang jadi bupati di Pulau Dewa. Tapi ini?

Ki Ratmoko kebingungan. Kenapa raksasa kecil yang biasa disebutnya Kobela-Bela itu mungkret, mengkerut nyaris seukuran jenglot. Dan lebih heran lagi ternyata ajiannya itu sama sekali tak berguna, tidak mampu membantunya melawan musuhnya. Hanya menyeringai ke kanan-kiri sambil memamerkan gestur capitnya dan lidahnya yang ternyata juga bercabang dua.

Sementara itu Ki Lurah Petahana hanya tersenyum geli menyaksikan ajian lucu Kobela-Bela milik Ki Ratmoko. Ajian itu seperti boneka tua yang aneh, sama sekali tidak menakutkan baginya. Tapi justru itulah kuncinya. Kobela-Bela hanya efektif berfungsi kalau diserang dan dilukai. 

Kalau disenyumi, ia malah ketakutan setengah mati. Maka begitu Ki Lurah Petahana mencoba mendekati, si Kobela-Bela lari terbirit-birit lalu mendekap kaki majikannya, Ki Ratmoko, hingga sarungnya nyaris lepas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun