Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Intoleransi itu Impor, Ayo Perkuat Budaya dan Kearifan Lokal

14 September 2016   21:39 Diperbarui: 14 September 2016   21:52 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski kakawin Sutasoma dan lagu Nusantaraku itu sudah lama adanya, jauh sebelum media sosial dan gawai modern menggantikan fungsi telepati, berharap sesuatu yang baik tentu boleh saja.  Berharap generasi masa kini mau mengingat kembali budaya luhur nusantara dalam mempraktikkan toleransi beragama. Atau kalau ingatan tak mungkin sampai ke sana karena titik nol kelahirannya sudah jauh setelahnya, minimal mau membaca kisah dan sejarahnya, lalu mengambl hikmahnya. Jangan sampai memori hanya diisi informasi dan referensi dari luar negeri. Jadikan pengetahuan budaya luhur bangsa kita sebagai fondasi sekaligus filternya.

Jika fondasinya toleransi, maka intoleransi tidak pantas menjadi tembok atau apalagi atapnya. Buang atau kembalikan saja intoleransi ke habitat aslinya. Habitat aslinya di mana?  Di laut sana. Maka sebaiknya kita larung saja. Intolerant- sea.. please go to sea only..  ke laut aja  kali.

Salam toleransi.

 –

to_twee

to_face

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun