Saat peristiwa 'Brandan Bumi Hangus' terjadi, ibuku sendiri malah belum dilahirkan, baru beberapa bulan di dalam kandungan. Bukan di Brandan, melainkan di Aceh, tepatnya di Lampaseh. Jadi, peristiwa yang membumihanguskan kilang minyak di Pangkalan Brandan itu sebenarnya kenangan Mbah Kakung dan Mbah Putri. Ibuku cuma kebagian diajak nyanyi. Mbah Kakung dan Mbah Putri pun bukan saksi visual, hanya saksi audio alias cuma dengar kabar.
Entah kenapa, aksi heroik bumi hangus di Pangkalan Brandan tak dimasukkan sebagai materi buku sejarah sekolahan, seingatku. Tak seperti peristiwa Bandung Lautan Api 23 Maret 1946 yang gemanya hingga ke seluruh negeri. Semoga saja bukan karena prioritas sejarah yang memihak Pulau Jawa hingga peristiwa heroik di Sumatera Utara itu 'terabaikan' di kancah nasional.
Karena teks ibu belum lengkap, kucoba terus mencarinya hingga file berbentuk video. Kucoba cari di Youtube, awalnya hanya ketemu video tentang paduan suara yang menyanyikan "Brandan Bumi Hangus" dalam sebuah lomba. Ternyata lagu itu sering dilombakan dalam acara peringatan. Sayangnya, di video itu lagunya kurang jelas terdengar. Pencarian harus dilanjutkan. Masih di Youtube, akhirnya ketemulah sebuah video yang diunggah oleh akun Dedy Setiadi. Dari video nyanyian yang diiringi gitar akustik yang cukup sepi itulah aku dapat menuliskan teksnya.
Brandan Bumi Hangus
Tanggal tiga belas bulan delapan
Tahun empatpuluh tujuh
Terjadi dalam kota Berandan,
Tambang minyak hancur luluh
Tambang minyak dibumihanguskan
Dengan dentuman terjadi
Hingga kota jadi pemandangan
Sana-sini jadi sepi
Kobaran api kelihatan, asap mengepul di angkasa (2x)
Dengan dentuman yang mengerikan
Tambang tidak lagi jaya
Berandan jadi lautan api
Penduduk pun mengungsikan diri
Berandan pada waktu malam
Kota jaya jadi suram
Teks inilah yang kuberikan pada ibu. Pastinya beliau salin ke dalam buku agenda warna hitam kesayangannya. Lagu kenangan ibu yang membuat aku tahu kalau peristiwa Brandan Bumi Hangus itu pernah ada. Sayangnya, belum ketahuan penciptanya siapa. Setiap kali kutanya, Mbah Google muter-muter saja jawabannya. Mungkin dianggapnya lagu tak terkenal. Ah, andai judulnya boleh lebih dari satu, akan kuusulkan 'Halo-Halo Brandan'. Supaya Mbah Google tidak terlalu kesulitan menampilkan daftar alasan.
...
Saatnya rolasan, meski tanpa makan..