Sayangnya, yang umum disebut tiran adalah eksekutif perseorangan. Sebagai setitik buih dalam riak ombak rakyat di lautan kepentingan, saya hanya bisa prihatin dengan 'kondisi' senayan.
Lalu ke mana saja orang-orang yang mengaku pejuang reformasi 98 itu? Sudah duduk di "kursi dewan" dan lupa kalau kepentingan negara harus tetap diutamakan? Atau hingga kini masih saja sibuk mengejar-ngejar sosok Soeharto sampai ke alam kubur hanya untuk menyampaikan hujatan dan makian? Atau jangan-jangan reformasi dengan segala pernik-perniknya itu sekadar ambisi dendam pribadi segelintir orang yang menunggangi sekelompok massa yang tak terkendalikan? Jaminan tambah runyam kalau begini. Karena ternyata banyak yang gampang teralihkan perhatiannya oleh kebencian hingga tak menyadari bahwa sebenarnya tiraninya tuh di sini….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H