Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memangnya Kenapa Kalau Tanpa Palu Arit? Sakaw?

21 Mei 2016   23:22 Diperbarui: 21 Mei 2016   23:55 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: sciencedaily.com

Kebanggaan? Bangga dalam hal apa? Ingin pujian? Siapa yang mau memuji? Sekadar berekspresi trus nggak peduli kalau itu bagi orang lain menyakitkan hati? Atau pamer karena sudah tak punya empati dan nurani?

Mungkin akar budaya luhur bangsa Indonesia memang sudah tercerabut hingga ke akar-akarnya. Karena sikap empati seakan sirna dari hati generasi muda maupun generasi tuanya. Jika susah membayangkan bagaimana pelarangan simbol palu arit merupakan bukti empati pada bangsa sendiri, coba analogikan dengan pelarangan kostum Ku-Klux-Klan di mata penduduk kulit hitam di Amerika sana.

Jadi, tak usah muluk dan rumit membahas hukum segala, cukup ditinjau dari sisi budaya. Karena kedaulatan rakyat mengisyaratkan bahwa pendekatan budaya harus diutamakan daripada pendekatan hukum. Lalu kembalikan pada judul di atas: Memangnya Kenapa Kalau Tanpa Palu Arit? Sakaw?

–-

NB: 
Saya mendukung pelarangan lambang palu arit oleh pemerintah. Oleh karenanya saya tidak mencantumkan gambar lambang tersebut meski menurut Kompasiana lambang palu arit (sepertinya) tidak dianggap melanggar 'konten'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun