Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Naga Ini Membantu Manusia Basmi Nyamuk

12 Desember 2015   21:01 Diperbarui: 12 Desember 2015   22:51 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Capung alias dragonfly (publicdomainpicture.com)"][/caption]

Ada banyak spesies capung. Bervariasi dalam hal ukuran dan warna. Yang sering kita jumpai di daerah tropis adalah capung (biasa) dan capung jarum. Meski berbeda sub-ordonya, capung (dragonfly) dan capung jarum (damselfly) sama-sama disebut capung. Selagi tidak membicarakan detail taksonomi, sebutan yang sama itu bukan masalah berarti.

[caption caption="Capung di rerumputan. Saat hinggap kedua pasang sayapnya terentang ke samping.(fineartamerica.com)"]

[/caption]

[caption caption="Capung jarum di rerumputan. Saat hinggap, kedua pasang sayapnya terlipat ke belakang (www.fcps.edu)"]

[/caption]

Intermezo: Dalam masyarakat Jawa Tengah, capung disebut kinjeng. Ini sepertinya berhubungan dengan anggapan adanya "karma" pada anak-anak yang suka memainkan atau menyiksa capung. Anak yang suka memainkan capung akan rabun, cara melihatnya seperti orang mengintip (memicing= "nginjeng"). Lepas dari benar-tidaknya anggapan itu, ajaran terselubung untuk tidak mengganggu/menyiksa capung patut diapresiasi. Karena capung terbukti bermanfaat bagi manusia, nyaris tanpa sedikitpun kerugian yang ditimbulkannya pada manusia. Kecuali bagi para capung-fobia, tentunya.

Capung Termasuk Karnivora
Capung merupakan golongan karnivora. Capung memakan ngengat, semut, rayap, lalat, kupu-kupu, lebah, dan nyamuk. Pokoknya sembarang makhluk terbang dapat mereka jadikan menu makan, terutama yang berukuran lebih kecil dari tubuh mereka, termasuk jenis mereka sendiri. Dengan kemampuan sergap di udara dan tingkat kerakusan yang membuat kita terkesima bahkan ternganga, rasanya memang tak berlebihan jika predikat dragon atau naga disematkan pada predator ini.

[caption caption="Capung memakan nyamuk. Mengendalikan populasi nyamuk. (easyscienceforkids.com)"]

[/caption]

Salah satu manfaat capung bagi manusia adalah masuknya nyamuk dalam daftar menu mereka. Meski tak membasmi keseluruhannya, keberadaan capung dapat mengendalikan populasi nyamuk di sekitarnya. Di beberapa negara di belahan bumi lain, capung bahkan disebut sebagai "mosquito-hawk" alias alap-alap nyamuk. Sayangnya, capung tak bisa kita undang ke rumah kita untuk menggantikan fungsi fogging.

[caption caption="Capung jarum juga memakan nyamuk. (www.fcps.edu)"]

[/caption]

Habitat
Habitat capung adalah daerah sekitar perairan tenang yang bersih. Biasanya di sekitar kolam, danau, sawah, maupun sungai yang tenang. Syarat utamanya adalah perairan itu tak pernah kering sepanjang tahun. Hal ini berhubungan dengan siklus hidup capung yang memerlukan air bersih untuk kelangsungan hidupnya. Sebagian besar masa hidup capung memang dihabiskan dalam bentuk larva atau nimfa yang hidup di dalam air.
Capung menyukai perairan yang sehat sehingga keberadaan capung dapat menjadi indikator sehatnya perairan di dekatnya. Perairan dengan tumbuhan air di dalamnya merupakan habitat yang paling disukai bakal-bakal capung.

Siklus Hidup
Capung meletakkan telurnya pada batang tumbuhan air jika ada. Kadang hanya dilepaskan saja ke dalam air. Telur capung akan menetas menjadi larva atau nimfa. Dalam bentuk nimfa ini pun capung sudah menunjukkan perannya dalam mengendalikan populasi nyamuk. Nimfa capung memakan jentik nyamuk, di samping berudu dan bibit ikan kecil.

[caption caption="Daur hidup capung. Telur menetas menjadi larva/nimfa. Nimfa melepaskan kulitnya (exuvia) dan keluar sebagai capung dewasa."]

[/caption]

Fase nimfa capung dapat berlangsung hingga lebih dari satu tahun sebelum melepas kulitnya untuk terbang sebagai capung dewasa. Sementara fase capung dewasa hanya berlangsung sekitar 2 bulan saja.

[caption caption="Larva capung memakan jentik nyamuk di dalam air. (www.orkin.com)"]

[/caption]

Capung Makin Langka?
Dulu, saya tak sulit menemukan capung di samping rumah, hinggap di antara bunga-bunga maupun di kawat jemuran yang sedang tak ada kainnya. Mungkin karena ada 5 kolam ikan di dekat rumah. Jika dikuras sering terlihat makhluk seperti kecoa di antara lumpur kolam. Saya pikir itu kecoak air. Sama sekali tak menyangka jika makhluk mirip alien itu adalah bakal capung yang nantinya terbang ke udara.
Sekarang jarang capung terlihat sekitar rumah. Mungkin karena dua kolam dekat rumah sudah ditimbun. Kolam-kolam tetangga juga sudah ditutup tanah dijadikan pekarangan. Sebenarnya masih ada, tapi tak sebanyak dulu. Untung di sekitar kolam dekat sawah masih banyak. Nyamuk-nyamuk tak bisa seenaknya menguasai angkasa rumah masa kecil saya. Bagaimana di tempat Anda?

_________

Referensi:
www.amazine.co/39838/8-fakta-menarik-tentang-capung-yang-harus-anda-ketahui/
www.wired.com/2013/12/the-secret-underwater-world-of-dragons/
www.orkin.com
en.wikipedia.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun