Mohon tunggu...
Anggiani Wisda
Anggiani Wisda Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya membagikan apa yang saya baca, saya tonton, dan saya lihat, yang menginspirasi saya, sehingga dapat dibaca dan menginspirasi kembali. Sebab hal baik, tentu saja harus diteruskan secara estafet. 😉

Everything You Can Imagine Is REAL!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Investasi Ketika Banjir ala Randy Wagner

12 Januari 2021   23:39 Diperbarui: 12 Januari 2021   23:46 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai Kompasianer, tahun ini kita akan tetap kedatangan banjir 2021, tapi apakah kita akan tetap diam saja atau hanya bisa mengeluh seperti tahun-tahun sebelumnya? Nah, ada satu cerita tentang banjir yang ingin saya bagikan. Ada yang pernah mendengar cerita investasi di kala banjir ala Randy Wagner? 

Seorang lelaki yang menginvestasikan uangnya untuk membeli Aqua Dam sepanjang 400 kaki dengan harga 8.300 dolar AS atau setara 108 Juta. Aqua Dam ini di pasang mengelilingi rumahnya di Texas yang belakangan sering diguyur banjir. 

Laki-laki ini sempat dianggap gila oleh tetangga dan orang-orang sekitar karena dianggap melakukan hal aneh dan tidak wajar. Tetapi ketika hujan terus menerus mengakibatkan banjir yang juga mendatangi wilayah Wagner, orang-orang mulai terkesima karena rumah milik Wagner tidak terendam banjir, padahal beberapa tempat tinggal bahkan harus dievakuasi karena terendam air.

Dari kisah kecerdikan Randy Wagner paling tidak kita bisa memetik benang merah dari kesigapan dan taktik cerdas yang ia pilih, sekalipun ditertawakan bahkan dianggap aneh. Bahwa orang-orang kebanyakan memang akan selalu melihat dari kacamata mereka sendiri yang terkadang tidak atau belum memiliki cukup eksperience tentang hal-hal yang kita pikirkan lalu kita wujudkan. Mereka hanya berputar dengan pemikiran mereka sendiri tanpa bertanya atau bahkan mencoba untuk mencari tahu isi kepala orang lain yang dianggapnya aneh.

Sama hal nya dengan banjir yang bertamu rutin di wilayah republik kita ini. Sudah sejak lama sering dibahas tentang perkara banjir dan kambing hitam penyebabnya di berbagai media. Media lebih sering mengangkat permasalahan banjir dari permasalahan pembangunan wilayah, tata kota yang salah, atau bahkan kinerja pemerintahan yang terkesan lambat dan tidak becus. Tanpa pernah mencoba memberikan sedikit solusi atau ide-ide pemikiran yang luar biasa membantu.

Ketika banjir datang, banyak sekali kerugian yang kita rasakan sebenarnya, tapi tidak pernah mau belajar untuk mencari solusi. Contoh, masih banyak dari warga republik ini yang nekat membangun rumah di daerah yang lebih rendah dan rawan banjir. Belum lagi kegiatan membeli kendaraan bermotor yang landai dan pendek sehingga rawan terendam air ketika banjir. Bahkan penjualan dari produk-produk kendaraan bermotor ini masih menguasai pasar.

Parahnya banjir bahkan sempat menghanyutkan sebuah mobil yang landai dan kecil ke jurang yang tidak jauh dari tempat di mana mobil itu terparkir di sebuah lingkungan perkantoran. Mobil ini terseret cukup jauh dari tempat awal ia diparkir. Lingkungan ini juga cukup membuat belasan motor harus di dorong karena mesinnya mati.

Belajar dari Randy Wagner, tidak ada salahnya jika kita mengambil bagian mencari solusi permasalahan ini terlebih dahulu dari diri masing-masing, sehingga dari pada mengomel dan mencari kambing hitam, kita telah melakukan investasi kecil yang pada akhirnya dapat menyelamatkan aset lebih besar yang terancam terkena dampak dan mengalami penurunan nilai ekonomis.

Seperti dalam kasus Wagner di Texas, ia mengaku mengeluarkan 8.300 dolar AS adalah terbilang investasi yang kecil karena pada akhirnya ia bisa menyelamatkan keuangannya dari kerugian sekitar 150ribu dolar AS atau setara dengan 1,9 Milyar. Semoga Menginspirasi (Titikduabintang).Ang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun