Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas Negeri (UM) Malang Dr. Nasikh, S.E., M.P., M.Pd merantai motor-motor mahasiswa yang parkir di depan gedung E3, Rabu 6 Januari 2016. "Kendaraan Pak Rektor tidak bisa lewat, saya yang ditegur, ini pelanggaran berat, pelecehan, sudah tidak bisa ditoleransi lagi." Teriaknya Pada Mahasiswa yang bertanya perihal mengapa motornya dirantai dan digembok.
Mahasiswa-mahasiswa yang mendapat teguran ini diwajibkan membuat surat pernyataan sesuai dengan surat pengumuman yang dipampangnya di ruang dosen per 6 januari 2016. Namun ketika mengetahui banyak di antara pemilik motor yang bukan mahasiswa UM, Nasikh mengancam akan mengadukan pelanggaran ini kepada rektor universitasnya masing-masing, ia juga mewajibkan orang tua dari Mahasiswa yang melanggar hadir dan mempertanggung jawabkan perilaku anaknya yang dianggap sebagai 'pelecehan' ini.
Namun disayangkan, Wakil Dekan II ini sama sekali tidak beretika ketika bertatap muka dengan orang tua atau wali yang menyempatkan hadir hanya untuk menyelesaikan masalah anaknya ini. Salah seorang Mahasiswa asal Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang motornya digembok ketika sedang berada di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung menelepon orang tuanya. Ketika memasuki ruang Wakil Dekan II, tanpa mempersilahkan duduk, Nasikh langsung menuding dan berbicara dengan nada tinggi, tidak sopan, dan tanpa tedeng aling-aling "Bapak tahu apa kesalahan anak bapak? Ini pelecehan namanya, rektor tidak bisa lewat karena anak bapak parkir sembarangan." Tandasnya.
Sebelumnya ketika kakak dari seorang mahasiswa yang hadir, Nasikh menuding-nuding sambil mengatakan "Siapa kamu? Motor hanya bisa saya lepaskan jika orang tuanya yang datang langsung menemui saya, kalau kamu kakaknya mana bukti KK (Red:Kartu Keluarga)." Kakak dari Mahasiswa ini lalu menantang menunjukkan KTP, namun Nasikh lalu mengalihkan pembicaraan. "Siapa kamu, kerja dimana, kamu kasih saya uang enam juta, satu milyar juga nggak akan saya terima." Lanjutnya.
Tidak berhenti sampai disitu, beberapa menit setelah kedua orang tua dari mahasiswa lainnya datang mencarinya, Nasikh bergegas pergi dengan memasuki mobil bernomor polisi N 1903 AX yang ternyata juga parkir tidak jauh dari motor yang di gemboknya di halaman gedung E3. Orang tua dari mahasiswa-mahasiswa yang datang menemuinya mengaku sangat kecewa dengan kelakuan wakil dekan II yang terkesan 'Cari Gara-Gara' ini. Siang-siang di hari aktif kerja memanggil orang tua mahasiswa lain kampus ini apa dikira semuanya pengangguran? Jika orang tua tidak hadir motor tidak dapat dilepaskan, mereka: mahasiswa lalu pulang naik apa? Inilah keluhan dari orang tua.
Sikap tak beretika ini tampak sebagai luapan emosi akibat ditegur oleh rektornya, ini terlihat dari ucapan "Mobil Pak Rektor Tidak bisa lewat, saya yang kena tegur" yang diucapkannya berkali-kali. Mahasiswa UM yang berada disekitar gedung E3 juga mengungkapkan bawasannya hari-hari sebelumnya banyak yang parkir di sekitar gedung dan tidak mendapat teguran, ditambah lagi keterangan dari beberapa mahasiswa yang mengaku bahwa mahasiswa UM sendiri yang melanggar dibebaskan motornya tanpa perlu memanggil orang tuanya.
Peraturan yang baru dibuatnya per tanggal 6 Januari hari ini seharusnya diberitakan secara luas, terlebih lagi pada mahasiswa 'tamu' yang memang tidak tahu tentang peraturan yang jelas-jelas baru dibuatnya. Mahasiswa memang bersalah telah melakukan pelanggaran, namun bukankah tenaga pengajar dan pendidik sudah selayaknya bersikap selayaknya pendidik? sangat disayangkan lagi karena mobil yang dikendarai Nasikh juga terparkir di area yang sama. Rektor tidak bisa lewat karena terhalang motor namun tidak terhalang oleh mobilnya, logikanya dimana?
Parkir sembarangan yang menyebabkan kendaraan rektor tidak bisa lewat ini 'pelecehannya' disebelah mana? Kenapa mobilnya sendiri juga parkir sembarangan? Tragisnya nalar seperti ini masih ada di salah satu tenaga pendidik di kota Malang tercinta kita ini. Sangat jelas yang mendasari sikap 'kerasukan'-nya ini semata-mata akibat dari emosinya yang meluap-luap dan tidak beretika.
[caption caption="Wakil Dekan II FE UM dan salah satu orang tua mahasiswa"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H