Mohon tunggu...
Gie Antara
Gie Antara Mohon Tunggu... lainnya -

Senyum adalah sebuah lengkungan yang meluruskan segalanya...\r\n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Atlit Tenis Meja Sekolah Ragunan ( Sebuah Catatan )

13 Maret 2012   04:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:08 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Gie Antara

55617d400423bdda208b4569.jpeg
55617d400423bdda208b4569.jpeg
Ini catatan tentang sebuah perjumpaan dengan mereka yang muda belia, yang hampir seluruh kebebasannya terenggut oleh cita-cita. Yang mereka tahu adalah mereka harus menetap diasrama dan terpisah dari keluarga, dan disitulah mereka tumbuh kembang secara sendiri, mencari dewasa sendiri, menemukan jatidiri sendiri, dan mengatasi masalah sendiri. Bertahun-tahun… Mendapat tugas untuk mendampingi mereka mendatangkan banyak hal yang harus segera aku pelajari dari hari ke hari.
55617d400423bdda208b456a.jpeg
55617d400423bdda208b456a.jpeg
55617d410423bdda208b456b.jpeg
55617d410423bdda208b456b.jpeg
55617d410423bdda208b456c.jpeg
55617d410423bdda208b456c.jpeg
Waktu menunjukkan pukul 6 pagi, aku harus bangun terlebih dahulu sebelum mereka. Lalu kemudian menuju tempat dimana aku harus mengawasi mereka berlatih fisik di sebuah lapangan bola besar dilengkapi dengan track atletik. Ya, setiap hari mereka harus berlatih fisik ( Lari mengelilingi lapangan ) dan dengan berbagai program fisik lainnya dengan waktu minimal 1 jam. Mereka begitu ikhlas menjalani hidup ini, seusia mereka pada umumnya dipagi ini sedang terlelap dirumah menunggu orang tuanya membangunkannya tidur. Tapi mereka dipagi ini sudah banjir peluh dan muka memerah karena terlampau lelah, mereka hanya bisa berteriak dan menangis jika merasa tak sanggup, meskipun tugas tetap harus dijalani.
55617d420423bdda208b456d.jpeg
55617d420423bdda208b456d.jpeg
55617d420423bdda208b456e.jpeg
55617d420423bdda208b456e.jpeg
Selesai berlatih fisik, tugas lain telah menunggu, yaitu sekolah. Mereka yang baru saja berkeringat kini sudah rapi dengan seragam sekolahnya yang wangi. Tak ada alasan untuk letih, mereka harus punya semangat yang sama dengan apa yang telah mereka lakukan dipagi hari tadi. Jam 8 pagi bel sekolah berbunyi menandakan bahwa mereka harus segera berada didalam kelas dan mengerahkan segala pikirannya hingga jam sekolah usai pukul 12 siang.
55617d430423bdda208b456f.jpeg
55617d430423bdda208b456f.jpeg
55617d440423bdda208b4570.jpeg
55617d440423bdda208b4570.jpeg
Aku melihat mata mereka, begitu letihnya, tapi hidup harus tetap berjalan. Mereka hanya diberi waktu 3 jam untuk beristirahat siang. Karena jam 3 sore telah menunggu mereka untuk berlatih tehnik disebuah HALL yang fasilitasnya sangat tak layak jika harus dibandingkan dengan cita-cita mereka yang begitu indah. Kembali aku harus terlebih dahulu berada ditempat untuk menyambut semangat mereka, menyambut senyum manis mereka, menyambut kejenuhan mereka, juga menyambut rasa letih mereka. Berbagai program tehnik dengan waktu 3 jam harus mereka jalani. Ah lagi-lagi keringat mereka mengucur deras, bukan orang tua mereka yang menyeka keringatnya, tapi dengan tangan mereka sendiri yang basah untuk menyeka nya. Keringat yang indah, keringat perjuangan.. Seusia mereka pada umumnya disore ini sedang mengunjungi Mall, online di warnet or laptop, jalan-jalan sore cuci mata, atau menonton TV dirumah sambil ngemil. Tapi lagi-lagi mereka disore ini membasahi tubuh dengan keringat selama 3 jam, Bertahun-tahun…
55617d440423bdda208b4571.jpeg
55617d440423bdda208b4571.jpeg
55617d440423bdda208b4572.jpeg
55617d440423bdda208b4572.jpeg
Begitulah mereka menjalani hidup ini hari demi hari kecuali hari minggu. Bertahun-tahun.. Habis sudah masa muda mereka bersama keringat yang akan menjadi butir berharga kelak ketika mereka dihadapkan pada hidup kedua yang sebenarnya. Semangat, mandiri, dan obsesi itu telah tertanam dengan tangan sendiri. Yang pada akhirnya jati diri itu ketemu dengan sendirinya bukan karena dicari tapi hadir sebagai hadiah atau bonus karena mereka telah menjalani proses panjang yang begitu melelahkan dari hidup. Dan ketika mereka merasa telah kehilangan sebagian kasih sayang dari orang tua dirumah, maka hidup telah memberikan cinta sejati mereka buat orang tua. Uang saku yang mereka dapat sebanyak 300 ribu rupiah sebulan menjadi saksi bagaimana mereka mencoba mengatasi masalah demi masalah yang harus dihadapi sendiri. Tubuh harus fit untuk menghadapi berbagai kejuaraan, meskipun pikiran bagaikan benang kusut yang hari demi hari mencoba diurai ujungnya dengan tangisan. Bertahun-tahun..
55617d450423bdda208b4573.jpeg
55617d450423bdda208b4573.jpeg
55617d460423bdda208b4574.jpeg
55617d460423bdda208b4574.jpeg
55617d460423bdda208b4575.jpeg
55617d460423bdda208b4575.jpeg
1 Tahun bersama mereka, Mungkin tak cukup bisa membantu meringankan beban hidup mereka meskipun aku telah berupaya menghadirkan suasana yang tak pernah mereka dapatkan sebelumnya. Aku hanya bisa menciptakan kebersamaan dalam berbagai moment, membuat pikiran mereka menjadi lebih renyah dan cair, menjadi tempat mereka bertanya, menjadi sandaran segala isi hati mereka, dan menjadi tameng segala kekurangan mereka. Intinya aku bangga pernah mengenal mereka… Aku tak lagi bersama mereka, namun semangat mereka menjadi inspirasi besar yang selalu kubawa kamanapun. Bumi yang aku dan mereka pijak memang terus bergulir, namun saat-saat bersama mereka telah membeku didalam hati. kenangan bersama mereka telah mengkristal, dan aku akan menyimpan ini. Selamanya...
55617d470423bdda208b4576.jpeg
55617d470423bdda208b4576.jpeg
55617d470423bdda208b4577.jpeg
55617d470423bdda208b4577.jpeg
55617d470423bdda208b4578.jpeg
55617d470423bdda208b4578.jpeg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun