Teknologi mulai berkembang ke arah dgitalisasi, ini memberi banyak kemudahan dalam kehidupan manusia. Hal ini sangat membantu kebutuhan masyarakat yang semakin beragam, salah satunya kita dapat mengakses banyak hal dengan mudah, namun perkembangan dan kemudahan yang terjadi tidak hanya membawa kabar baik tetapi menimbulkan dampak buruk terhadap penyebaran arus informasi.
Jurnalisme Masa Depan
Komponen jurnalisme masa depan berkaitan dengan sebuah inovasi jurnalis dalam mengelola informasi. Melalui penambahan perangkat audio, video, gambar dan sebagainya jurnalis harus mampu menyatukan beberapa komponen multimedia tersebut.
Jurnalisme masa depan menjadi aspek terbesar bagi dunia jurnalisme, yang dimana perubahan ini di pengaruhi oleh trand masyarakat modern yang menjadi meningkat dan memaksa untuk akhirnya jurnalisme tumbuh semakin luas agar tidak tertinggal.
Digitalisasi dalam konteks penyebaran informasi memberikan ruang pada mudahnya penyebaran informasi yang tentu berdampak pada jurnalisme.
Menurut Onong (1984:10) bahwa jurnalisme bukanla ilmu melainkan metode komunikasi, jurnalisme hendaknya dapat membuat khalayak menyadari dan merasakan apa yang sedang disampaikan.
Prinsip jurnalistik yang semula hanya independent, netral, akurat, jujur, dan benar, semakin melekat pada jurnalistik daring. Hal ini merupakan adaptasi untuk mempertahankan jurnalistik di era gempuran media daring.
Dunia Jurnalistik kini memang tidak lagi bergantung pada media-media konvensional, Sifat multimedia sudah benar-benar melekat pada tren jurnalistik online. Media elektronik juga merasakan dampak tersebut. Salah satunya TV, TV mulai ditinggalkan oleh Sebagian generasi milenial yang sudah beralih ke teknologi berbasis internet, yang dimana kini publik menjadikan media online sebagai rujukan utama Ketika mereka mencari informasi.
Media daring juga dapat menjadi ruang publik baru yang memungkinkan interaksi antaradudiens. Pengalaman yang sulit didapatkan dalam media cetak. Interaksi bisa ditingkatkan dalam ranah kolaborasi, yang memungkinkan audiens berkontribusi dalam memberikan informasi. Konsep jurnalisme warga yang difasilitasi oleh beragam media daring adalah contoh manifestasinya. Perspektif yang ditawarkan, karenanya, menjadi sangat beragam.
Tetapi, digitalisasi informasi memunculkan tantangan lain. Meski demikian, harga informasi tidak didasarkan pada biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya, tetapi oleh nilai yang ditawarkan. Sialnya, biaya produksi informasi bisa jadi sangat mahal, tetapi biaya reproduksinya sangat murah.