Tak hanya menuntut penarikan film tersebut dari peredaran, pihak dari IPPMI juga menuntut pernyataan maaf secara resmi dari Hanung Bramantyo. "Kami ingin dia (Hanung) membuat pernyataan maaf ke seluruh masyarakat Minang. Kita enggak punya tenggat waktu tertentu untuk penarikan film tersebut di bioskop-bioskop tanah air, yang pasti film itu harus ditarik dari peredaran," kata Zulhendri.
Hal tersebut dilakukan oleh pihak IPPMI karena menurut mereka film tersebut telah melecehkan fakta social budaya dari orang Minang, dikarenakan tokoh Diana beragama Katholik, sehingga mereka menggagap bahwa terjadi diskriminasi budaya terhadap suku Minang.
Hanung Bramantyo tak tinggal diam ketika mengetahui bahwa ia dilaporkan oleh pihak IPPMI, kemudian beliau mengeluarkan pernyataan "jadi yang saya perhatikan protes datang dari suku Minang. Padahal film ini tidak tayang di Padang, karena saya cek tidak ada biskop di sana. Jadi saya yakin mereka yang protes belum menonton film ini" ucap beliau saat ditemui di FX Sudirman, Jakarta selatan pada sabtu siang (Liputan6, 2013).
Untuk semakin memperjelas bahwa beliau tidak ada niatan sama sekali untuk mendiskriminasikan masyarakat suku Minang, beliau berkata "Padahal di film itu saya tidak bilang tokoh Diana itu orang Minang. Hanya ibunya yang tinggal di Padang," tukas Hanung (Liputan6, 2013).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H