Mohon tunggu...
Gideon Felix Ancory
Gideon Felix Ancory Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perkembangan Media Online Indonesia, Salah Satunya Facebook

28 September 2022   00:13 Diperbarui: 28 September 2022   00:15 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah Media Online

Pada akhir tahun 1980-an, ketika industri media di Indonesia telah berkembang tetapi masih berada di bawah pengaruh besar pemerintah. Keadaan ini berlanjut hingga masa reformasi tahun 1998.Jatuhnya rezim yang berkuasa membawa perubahan besar pada industri media. Awalnya dikendalikan oleh pemerintah, media sekarang lebih dikendalikan oleh korporasi.

Kebebasan pers memang jauh dari sebelum reformasi dan keterbukaan. Namun selama dua dekade terakhir, para ahli berpendapat bahwa industri media sangat bergantung pada kepemilikan.Hal ini dapat memiliki efek negatif dalam melihat sesuatu dari sudut pandang pemilik media. Ia juga hanya mengesampingkan pandangan politik dan berbagai bidang lainnya.

Dengan pertumbuhan Internet, konsumen yang bosan dengan liputan media lokal cenderung beralih ke media internasional. Selain itu, seiring dengan menurunnya minat baca masyarakat Indonesia, semakin banyak konsumen yang lebih memilih membaca surat kabar elektronik atau menonton berita dari situs web asing yang sudah menawarkan media online.

Oleh karena itu, media Indonesia juga mengalami:

  • Beberapa grup media cetak terbesar di Indonesia mengakui kejatuhan mereka di era internet.
  • Grup media yang besar dan memiliki modal bisa dengan cepat membangun media online.
  • Dalam satu dekade terakhir, sudah banyak media cetak berupa koran maupun majalah yang beralih ke media online. Konsumen bisa mencari informasi secara gratis maupun berbayar.
  • Agar lebih menarik, media yang tadinya hanya berbentuk cetak, kini harus menyediakan informasi seperti wawancara dengan video dan konten yang lebih modern lainnya. Ini karena persaingan di media online yang begitu besar, sehingga harus membuat konten yang menarik agar bisa bertahan.
  • Media lain seperti radio juga terkena dampaknya karena sekarang tidak semua gadget hadir dengan fitur radio. Hampir semua radio harus mempunyai platform online, agar konsumen bisa streaming via internet. Radio juga membuat konten siaran langsung bernama viewing radio, jadi bisa ditonton dengan jaringan internet.

Berita online, juga dikenal sebagai berita web, adalah "generasi baru" berita setelah berita tradisional (berita cetak, seperti surat kabar) dan berita siaran. Jurnalisme dipahami sebagai proses pelaporan, penulisan dan penyebaran informasi atau berita (sebenarnya) melalui media massa. Secara sederhana, jurnalisme dapat didefinisikan sebagai "pelaporan peristiwa".

Melalui media online, kita dapat terhubung dengan banyak orang, baik yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal. Media online menawarkan kemungkinan komunikasi melintasi ruang dan waktu, membuat berita dapat diakses bahkan pada jarak yang sangat jauh.

Bagi para jurnalis yang memiliki blog atau media online lainnya, hal ini menjadi senjata dalam menyebarluaskan sebagian informasi atau berita yang mereka terima. Kebanyakan orang saat ini lebih suka cepat, mudah, dan cepat.

Hal ini dapat ditemukan di media online, apapun informasi yang mereka cari, kapanpun media online ini menawarkan berita yang ingin mereka lihat, mereka bebas mengklik media  ini. Salah satu keuntungan jurnalisme online adalah kemudahan dan kecepatan publikasinya.

Selain menghemat biaya produksi, wartawan hanya membutuhkan internet prabayar. Hal ini memungkinkan jurnalis online dengan mudah memberikan informasi  tanpa harus memikirkan isu-isu kritis. Untuk itu, jurnalis yang bekerja di media online harus memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi.

Facebook, aplikasi lama yang masih bertahan di era tiktok dan Instagram.

Melihat berbagai data yang ada, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, Facebook masih banyak digunakan, bahkan lebih banyak dari media sosial lainnya.

Facebook sendiri didirikan pada tahun 2005 dan mencapai puncaknya sekitar tahun 2008 dan 2009. Sudah 12 tahun sejak Mark Zuckerberg menciptakan media sosial ini. Banyak orang masih menggunakannya, dan saya tidak kesepian. Facebook tidak seperti Friendster yang sudah mati.

Lantas kenapa Facebook bisa bertahan lama?

Pasti bertanya-tanya kenapa Facebook bisa bertahan lama, mari kita bahas beberapa alasan yang membuat Facebook dapat bertahan sampai detik ini juga.

Source: Facebook.com
Source: Facebook.com

Yang pertama adalah fitur. Facebook cukup kaya fitur, terutama setelah dapat menambahkan cerita seperti Instagram. Ini juga memiliki fitur Facebook Messenger yang membantu Anda mengobrol dengan cepat dengan teman-teman yang saling mengenal.

Fitur lainnya adalah opsi privasi yang memungkinkan pengguna untuk memilih siapa yang dapat melihat statusnya, yang tidak dibagikan di media sosial lain termasuk Instagram.

Di masa lalu, Instagram dapat mengontrol siapa yang dapat melihat kiriman kami, yaitu daftar teman dekat kami, tetapi sekarang kami tidak dapat melakukannya dan privasi hanya dapat diatur pada kiriman Stories. Bahkan ada fitur yang merupakan fansite dimana setiap orang dapat saling berinteraksi dengan fansite favoritnya.

Source: Facebook.com
Source: Facebook.com

Yang kedua ada Grup. Faktor terpenting dalam kelangsungan hidup Facebook selama ini adalah memiliki grup yang dapat menampung banyak orang dengan minat yang sama dalam komunitas yang sama.

Hampir 90% orang tetap di Facebook karena kami memiliki grup. Ini memungkinkan orang untuk merasa betah di Facebook. Karena pengguna terhubung dalam gelembung yang sama dan bertemu orang lain dengan minat dan preferensi yang sama.

Fitur ini juga tidak ada di media sosial lain, termasuk Twitter. Di grup, orang saling berdiskusi dan mengirim informasi tentang postingan, sedangkan di Facebook, grup cenderung menjadi sarang hoaks.

Source: Facebook.com
Source: Facebook.com

Yang ketiga ada Market Place. Pada tahun 2016, Facebook meluncurkan fitur pasar yang memungkinkan pengguna untuk membeli dan menjual. Fitur ini tampaknya populer di kalangan beberapa pengguna yang menjual produk berdasarkan lokasinya.

Source: Facebook.com
Source: Facebook.com

Yang keempat ataupun yang terakhir adalah Facebook mudah digunakan semua orang, tidak hanya untuk berbagi foto. Orang dapat membuat halaman penggemar perusahaan dan berbagi berita.

Twitter bukan untuk orang-orang tertentu. Melainkan  buat utas dengan jumlah karakter terbatas. Instagram dirancang khusus untuk berbagi foto, jadi Anda tidak dapat menempatkan tautan langsung di postingan Anda. Tentu, Anda dapat membagikan tautan di Instastory, tetapi syaratnya akun Anda harus memiliki setidaknya 10.000 pengikut terlebih dahulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun