Bali kita kenal sebagai daerah yang memiliki seni budaya beragam dan sampai saat ini masih tetap lestari. Diantara sebaran seni budaya Bali tersebut, terdapat seni topeng. Dalam aktivitas kesenian seni topeng dapat digolongkan ke dalam sedikitnya dua disiplin, yakni seni pertunjukan, sebab ia menjadi atribut penting dalam sebuah pertunjukan tari. Selain itu, dalam proses pembuatannya, topeng tentu saja termasuk dalam seni pahat.
Karya seni topeng keberadaannya mungkin sama dengan perkembangan seni tari di Bali karena hal ini sangat berkaitan. Ditenggarai kesenian ini sudah ada sejak jaman pra sejarah. Bentuk kesenian purba ini hampir sama dengan kesenian yang terdapat di daerah-daerah pedalaman Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lainnya di Nusantara.Â
Kesenian ini jamak dijumpai pada masyarakat yang menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Umumnya, kesenian ini dipandang sebagai sebagai penolak bala, menyembuhkan penyakit, menurunkan hujan dan lain sebagainya. Sisa-sisa kebudayaan ini masih dapat kita jumpai di Bali pada tarian sakral seperti : Tari Sang Hyang Topeng Dedari, Barong Beruduk, tari Baris Cina, tari Perang Duri dan lain-lainnya.
Pertunjukan tari topeng ini masih dapat kita saksikan pada hari-hari tertentu, misalnya: Topeng Sang Hyang Dedari atau Sang Hyang Legong yang dipentaskan didesa Ketewel Gianyar pada hari raya Pagerwesi, atau di Desa Trunyan Kintamani yang kerap mementaskan topeng Brutuk atau Betara Brutuk. Wujud topeng Brutuk ini mempunyai persamaan dengan topeng-topeng di Kalimantan Timur yang disebut Hudoq.Â
Dalam perkembangannya, topeng telah menjadi perangkat utama dalam tari topeng, kesenian dramatari tradisional khas Bali. Dalam tari topeng, setiap pementas atau penari tampil dengan busana khusus serta mengenakan topeng. Topeng yang dikenakan oleh seorang penari menunjukkan tokoh yang diperakannya dalam sebuah pertunjukan. Cerita yang dibawakan dalam tari topeng biasanya berasal dari riwayat sejarah (babad) atau kisah-kisah legenda.
Seni pentas tradisional memiliki peran yang khusus dan unik dalam kebudayaan Bali. Kesenian seperti tari dan teater tidak sekadar berfungsi sebagai hiburan. Sebagian di antaranya menjadi komponen pelengkap dari ritual keagamaan atau bahkan diposisikan sebagai ritual itu sendiri. Keragaman fungsi ini membuat kesenian Bali begitu kaya dengan ragam dan variasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H