Pemalang - Sebuah tradisi yang telah mengakar dalam budaya masyarakat Jawa adalah malam satu Suro. Tradisi ini bukan hanya sekadar perayaan malam tahun baru Islam, tetapi juga momentum penting untuk merenung, bersyukur, dan memohon perlindungan kepada Tuhan YME. Pada tahun ini, Desa Sikasur, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, kembali menggelar tradisi syukuran malam satu Suro dengan penuh khidmat. Acara ini menjadi lebih istimewa dengan kehadiran Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNNES Giat 9 yang turut serta dalam prosesi tersebut.
Malam satu Suro dikenal sebagai salah satu malam yang sangat sakral bagi masyarakat Jawa. Bertepatan dengan malam pertama di bulan Muharram dalam kalender Islam, malam ini dianggap sebagai waktu yang penuh dengan aura mistis. Banyak masyarakat Jawa yang melakukan berbagai ritual untuk membersihkan diri, memohon perlindungan, dan merenungi perjalanan hidup selama setahun yang telah berlalu.
Menjelang peringatan malam satu Suro, warga Desa Sikasur mulai sibuk mempersiapkan berbagai kebutuhan untuk acara syukuran. Kegiatan ini biasanya melibatkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Setiap rumah tangga biasanya menyumbangkan makanan, minuman, dan kebutuhan lainnya untuk mendukung kelancaran acara. Tim KKN UNNES Giat 9 yang terdiri dari 11 mahasiswa dari berbagai fakultas juga terlibat aktif dalam persiapan ini. Mereka membantu warga dalam menyiapkan tempat, merapikan dekorasi, serta memastikan semua kebutuhan acara terpenuhi.
Pada malam puncak, acara syukuran malam satu Suro dimulai dengan bersolawat nabi Tim KKN UNNES Giat 9 juga ikut serta dalam soalawat nabi ini, menambah semarak acara dengan partisipasi mereka. Acara dilanjutkan dengan pembacaan doa dan tahlil bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Doa tersebut dimaksudkan untuk memohon keselamatan, keberkahan, dan perlindungan bagi seluruh warga desa.
Tim KKN UNNES Giat 9 tidak hanya berperan sebagai peserta dalam acara tersebut, tetapi juga sebagai fasilitator yang membantu kelancaran acara. Mereka telah berada di Desa Sikasur selama beberapa minggu dalam rangka menjalankan program pengabdian masyarakat. Selama waktu tersebut, mereka aktif berinteraksi dengan warga, mengadakan berbagai kegiatan edukatif, dan membantu dalam berbagai aspek kehidupan desa.
Ketua Tim KKN Unnes Giat 9, Febrian Danar Wijaya menyatakan bahwa keikutsertaan mereka dalam tradisi ini merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap budaya lokal. "Kami merasa sangat terhormat bisa ikut serta dalam tradisi ini. Ini adalah pengalaman berharga bagi kami untuk lebih memahami dan menghargai budaya yang ada di sini," ujarnya.
Kehadiran Tim KKN UNNES Giat 9 dalam acara syukuran malam satu Suro disambut baik oleh warga Desa Sikasur. Salah satu tokoh masyarakat, Bapak Tolani, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kehadiran dan bantuan dari para mahasiswa. "Kami sangat berterima kasih kepada adik-adik dari Unnes yang sudah membantu kami dalam persiapan acara ini. Kehadiran mereka menambah semangat kami dan membuat acara ini berjalan lebih lancar," katanya.
Acara syukuran malam satu Suro di Desa Sikasur diakhiri dengan makan bersama yang dikenal dengan istilah "kenduri". Makanan yang telah disiapkan oleh warga dinikmati bersama-sama sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur. Tim KKN Unnes Giat 9 juga turut serta dalam kenduri ini, merasakan kehangatan dan kebersamaan yang tercipta di tengah-tengah masyarakat desa.
Malam itu, Desa Sikasur merasakan rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat. Tradisi malam satu Suro ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dan kebersamaan di tengah-tengah masyarakat. Bagi Tim KKN Unnes Giat 9, pengalaman ini tentu akan menjadi kenangan yang berharga dan memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menghargai dan melestarikan tradisi budaya.