Di tengah gempuran modernisasi, tradisi Bersih Dusun di Desa Krajan, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, masih lestari. Tradisi turun-temurun ini menjadi bukti semangat masyarakat Jawa dalam menjaga warisan budayanya. Keberadaan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) semakin memperkuat upaya pelestarian tradisi ini.
Makna dan Tujuan Tradisi Bersih Dusun
Bersih Dusun, atau slametan, merupakan upacara adat Jawa yang sarat makna. Upacara ini bertujuan untuk:
- Memberikan sesaji kepada danyang dusun: Danyang dipercaya sebagai penjaga dusun, sehingga sesaji diberikan sebagai bentuk penghormatan dan rasa terima kasih.
- Membersihkan dusun dari roh-roh jahat: Upacara ini diyakini mampu membersihkan dusun dari pengaruh negatif dan membawa ketenangan bagi warga.
- Ungkapan syukur atas panen padi: Dilaksanakan setelah panen padi, Bersih Dusun menjadi momen untuk bersyukur atas hasil panen dan memohon kelancaran panen di masa depan.
Pelaksanaan Tradisi Bersih Dusun yang Beragam
Meskipun memiliki tujuan yang sama, pelaksanaan Bersih Dusun di setiap dusun dapat berbeda-beda. Di Desa Krajan, upacara ini biasanya diadakan di rumah kepala dusun. Namun desa yang memiliki pengaruh islam yang kuat bersih dusun bisa diadakan di makam danyang dengan doa-doa Islam. Di dusun lain, Bersih Dusun bisa diadakan di masjid, rumah kepala dusun, atau Pendopo Kantor Kepala Dusun. Perbedaan ini menunjukkan kekayaan dan fleksibilitas tradisi Bersih Dusun dalam beradaptasi dengan budaya lokal. Pada Senin, 1 Juli 2024 di salah satu dusun Desa Krajan diadakan kegiatan bersih dusun yang dilaksanakan dengan adanya kegiatan makan bersama dan diramaikan dengan adanya Campursari hingga semalaman suntuk.
Keterlibatan Mahasiswa KKN UNNES GIAT 9 dalam Melestarikan Tradisi
Mahasiswa KKN UNNES turut ambil bagian dalam pelestarian tradisi Bersih Dusun di Desa Krajan. Mereka membantu mengabadikan dan mendokumentasikan prosesi upacara. Upaya ini tidak hanya membantu menjaga warisan budaya Jawa, tetapi juga mempererat solidaritas antar warga. Momen makan bersama dan pertunjukan seni tradisional, seperti Campursari semalam suntuk, menjadi wadah bagi warga untuk berkumpul, bersilaturahmi, dan memperkuat rasa kekeluargaan.
Kesimpulan
Tradisi Bersih Dusun di Desa Krajan merupakan contoh nyata bagaimana tradisi dan budaya Jawa masih lestari dan dijaga oleh masyarakat. Keterlibatan mahasiswa KKN UNNES dalam pelestarian tradisi ini patut diapresiasi. Upaya mereka tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga memperkuat nilai-nilai sosial dan kemasyarakatan. Data ini didapatkan saat pelaksanaan UNNES GIAT 9 yang diselenggarakan Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UNNES.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H